Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengejutkan terkait game Genshin Impact yang bakal dihapus dari PS4 menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Kamis (7/8/2025) kemarin.
Berita lain yang juga populer datang dari YouTube yang diam-diam menguji fitur baru, memungkinkan kreator berkolaborasi langsung dalam satu unggahan video--mirip sistem kolaborasi di Instagram dan TikTok.
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Genshin Impact Akan Dihapus dari PS4 Mulai April 2026, Ini Alasannya
Hoyoverse baru saja mengumumkan kabar mengejutkan terkait Genshin Impact, khususnya gamer konsol PlayStation 4 (PS4).
Lewat pengumuman resminya di platform media sosial (medsos), Hoyoverse mengonfirmasi akan menghentikan dukungan Genshin Impact di konsol berusia 12 tahun milik Sony tersebut. Kenapa
Perusahaan menyebut, alasan utama penghentian ini adalah karena keterbatasan performa hardware PS4 dan ukuran aplikasi game semakin besar.
Hal ini mengakibatkan pengalaman bermain di konsol milik Sony tersebut tidak lagi optimal.
"Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan setia kalian. Namun, karena keterbatasan performa perangkat keras dan ukuran aplikasi platform, dukungan dan update game Genshin Impact untuk versi PS4 akan dihentikan di masa mendatang," tulis pengembang di situs resminya, Kamis (7/8/2025).
Rencananya, perusahaan akan melakukan penghapusan dan penghentian Genshin Impact di PS4 dalam tiga tahap.
2. YouTube Uji Fitur Kolaborasi Mirip Instagram dan Tiktok untuk Kreator
YouTube diam-diam tengah menguji fitur baru yang memungkinkan kreator berkolaborasi langsung dalam satu unggahan video, mirip dengan sistem kolaborasi yang sudah lebih dulu digunakan di Instagram dan TikTok.
Fitur kolaborasi YouTube ini memungkinkan kreator menambahkan akun kreator lain ke dalam satu video, di mana nama mereka akan muncul bersamaan di tampilan kanal.
Dengan begitu, video bisa direkomendasikan ke audiens kedua pihak sekaligus, memberi potensi jangkauan yang lebih luas dan eksposur yang lebih besar.
Mengutip Engadget, Kamis (6/8/2025), uji coba awal ini masih terbatas untuk sebagian kecil kreator.
Namun, YouTube disebut tengah mempertimbangkan untuk meluncurkannya secara lebih luas jika masukkan dari pengguna awal dianggap positif.
Seorang karyawan Google mengungkapkan melalui laman YouTube Help, bahwa fitur ini memang dirancang untuk mendorong kolaborasi kreator dan memperluas visibilitas konten antar komunitas di platform.
3. Roblox Dianggap Bahaya bagi Anak, Ini Cara Orang Tua Bisa Mengawasinya
Belum lama ini muncul sebuah himbauan mengejutkan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, terkait permainan Roblox sedang viral.
Dalam pernyataannya pada Senin, 4 Agustus 2025, Mendikdasmen mengimbau orang tua agar lebih waspada terhadap permainan kini sedang viral di kalangan anak-anak
“Terkadang anak-anak meniru apa yang mereka lihat, sehingga praktek kekerasan yang ada di berbagai game bisa memicu kekerasan dalam kehidupan sehari-hari anak," papar Mendikdasmen, dikutip dari Liputan6.com, Kamis (7/8/2025).
Menurutnya, game Roblox mengandung konten kekerasan dan unsur tidak pantas, terutama bagi anak-anak yang secara psikologis belum matang.
Selain itu, Roblox juga memiliki beberapa isu permasalahan seperti cyberbullying, predator anak, hingga kasus pembelanjaan tanpa izin oleh anak-anak yang belum paham transaksi digital.
Karenanya, ia menekankan pengawasan orang tua sangat penting untuk menjaga tumbuh kembang mental anak di era digital saat ini.