Kairo (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Mesir Mostafa Madbouly dan PM Palestina Mohammad Mustafa menggelar pertemuan pada Minggu (17/8) membahas perkembangan terbaru di wilayah Palestina.
Dalam pertemuan di Kota New Alamein, Mesir, Madbouly menegaskan kembali dukungan teguh Mesir terhadap perjuangan Palestina serta berjanji akan memberikan semua bantuan yang dapat diberikan oleh Mesir untuk mengakhiri perang di Gaza.
Madbouly menekankan dukungan Mesir terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan pilihan mereka melalui negara Palestina yang merdeka di perbatasan 4 Juni 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Madbouly menegaskan kembali penolakan Mesir terhadap segala upaya atau rencana untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka, menghancurkan perjuangan Palestina atau melanjutkan kebijakan penghancuran rumah dan perluasan permukiman di seluruh wilayah Palestina.
Ia juga menekankan pentingnya menerapkan hasil konferensi internasional tingkat tinggi untuk penyelesaian damai masalah Palestina dan implementasi solusi dua negara, yang digelar di New York pada 28 Juli lalu di bawah kepemimpinan bersama Arab Saudi dan Prancis.
Sementara itu, Mustafa mengonfirmasi rencana Arab-Islam menekankan bahwa rekonstruksi memungkinkan untuk dilakukan tanpa menggusur rakyat Palestina.
Mustafa menyerukan lebih banyak koordinasi dan konsultasi internasional mengenai masalah Palestina serta mengucapkan terima kasih kepada Mesir atas upaya signifikannya untuk mendukung Jalur Gaza.
Negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel mengenai gencatan senjata Gaza telah terhenti, terlepas dari upaya yang terus dilakukan oleh sejumlah mediator dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat untuk melanjutkan pembicaraan dan menghentikan perang di Jalur Gaza.
Kepala Militer Israel Eyal Zamir pada Minggu (17/8) mengatakan pasukannya akan "segera" melancarkan serangan baru untuk mengambil alih Gaza City, pusat perkotaan terbesar di Jalur Gaza, meskipun masyarakat internasional telah memperingatkan tentang konsekuensi bagi daerah kantong pesisir yang sudah hancur itu. Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Israel mengumumkan rencana untuk merelokasi warga dari Gaza City.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 61.944 warga Palestina tewas dan 155.886 lainnya terluka akibat serangan dan tembakan Israel sejak 7 Oktober 2023, ketika para pejuang yang dipimpin Hamas melancarkan serangan mematikan terhadap Israel.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.