PANGLIMA Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto mengatakan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) menjadi salah satu prioritas instansi pertahanan. Langkah ini, menurut dia, penting agar kekuatan militer Indonesia tak ketinggalan zaman.
Apalagi, kata dia, model perang yang terjadi di era sekarang terbilang canggih. "Kalau kami tidak mengikuti perkembangan zaman, bagaimana mau melindungi masyarakat," ujar Agus ditemui di Monas, Jakarta Pusat, pada Ahad, 21 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dengan modernisasi alutsista, ucap Agus, tentara bisa mengamankan wilayah dan masyarakat. Selain itu, keamanan negara bisa berpengaruh dalam urusan investasi.
Dia juga menyinggung kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Jenderal Agus menegaskan, seluruh pulau yang menjadi kedaulatan negara harus dilindungi oleh TNI. "Dilindunginya dengan alutsista yang canggih," ujar jenderal militer bintang empat ini.
Namun dia mengatakan anggaran pertahanan Indonesia tergolong rendah dibanding negara lain. Laporan dari International Institute of Strategic Studies (IISS) menyebutkan anggaran pertahanan Indonesia menempati peringkat ke-29 dunia, dengan total US$ 10,6 miliar.
Adapun Singapura, salah satu jiran, menduduki peringkat ke-26 sebagai negara dengan anggaran pertahanan tertinggi di dunia. Negeri yang memiliki ikon singa itu memiliki anggaran pertahanan mencapai US$ 15 miliar.
Agus mengatakan, untuk membeli alutsista yang canggih, diperlukan biaya yang tidak sedikit. "Senjata yang canggih itu mahal," ujarnya.
Kementerian Pertahanan mendapat total pagu anggaran sebesar Rp 187,1 triliun pada 2026. Total anggaran itu akan dibagi ke Mabes TNI dan tiga matra angkatan. Total anggaran Kementerian Pertahanan untuk tahun depan tercatat lebih tinggi dibanding pada tahun sebelumnya, yaitu Rp 166,26 triliun. Angka ini mengacu pada Nota Keuangan II Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Dalam laporan yang dirilis Kementerian Keuangan, anggaran belanja di kementerian yang mengurusi bidang pertahanan ini diproyeksikan mencapai Rp 247,5 triliun pada 2025. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 102,3 triliun sudah masuk pos realisasi belanja pada semester I 2025.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan anggaran itu bakal digunakan untuk kebutuhan membayar gaji pegawai, termasuk untuk prajurit TNI dari markas besar serta tri matra.
"(Anggaran) ini digunakan untuk kepentingan pembangunan kekuatan TNI, membayar gaji pegawai, kemudian juga kami gunakan untuk kewaspadaan nasional," ucapnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa, 16 September 2025.