Membaca Kopdes Merah Putih via Morphogenetic Sequence—Relational Reflexivity

5 days ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Portrait-woman-with-low-self-esteem (Ilustrasi)/Image by pikisuperstar on Freepik

Kopdes Merah Putih adalah satu dari sekian inisiatif negara yang bertujuan memperkuat akuntabilitas pengelolaan keuangan desa melalui pendekatan koperasi. Di balik semangat ini, terselip pertanyaan mendasar, apakah koperasi bisa dibentuk melalui program yang dirancang dari atas? Atau lebih jauh lagi, siapa sebenarnya yang memiliki koperasi tersebut—negara, kepala desa, atau warganya sendiri?

Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa menggunakan dua pendekatan dari teori Realisme Kritis, yaitu Morphogenetic Sequence dan Relational Reflexivity. Keduanya dikembangkan oleh sosiolog Margaret Archer, namun menawarkan fokus berbeda yang saling melengkapi.

Morphogenetic Sequence (MS) memberi kita alat analisis untuk menelusuri proses perubahan sosial secara historis—dari struktur awal, interaksi aktor, hingga hasil akhirnya. Sementara Relational Reflexivity (RS) mengajak kita menyelami bagaimana aktor berpikir, merasa, dan memutuskan dalam konteks relasi sosialnya.

Jika kita lihat dengan lensa MS, maka tahapan pertama (T1) dari Kopdes Merah Putih dimulai dengan struktur awal. Ia bergerak dari relasi desa-negara yang hierarkis, pengelolaan keuangan desa yang sangat administratif, dan kapasitas kelembagaan antarwilayah yang timpang.

Kemudian, pada fase interaksi (T2–T3), masuklah aktor-aktor seperti kepala desa, perangkat desa, pendamping, dan warga. Mereka menegosiasikan bagaimana koperasi ini akan dibentuk: apakah sebagai alat distribusi sembako, sebagai wadah usaha produktif, atau hanya sebagai pelengkap dokumen pertanggungjawaban. Pada fase ini muncul sebuah dinamika: ada yang responsif, ada yang pasif, dan ada juga yang adaptif secara strategis.

Ilustrasi koperasi Foto: Antara

Di sinilah pentingnya menambahkan lensa RS. Karena perubahan sosial sejati tidak terjadi hanya karena struktur berubah atau program diperkenalkan. Ia terjadi ketika para pelaku merefleksikan posisi mereka, menimbang nilai bersama, dan menyusun tindakan berdasarkan relasi sosial yang mereka hayati.

Kopdes Merah Putih menawarkan bahasa yang bisa kita pertanyakan. Apakah warga merasa ini koperasi milik bersama? Apakah rapat anggota benar-benar terjadi dan dipahami sebagai forum musyawarah, bukan sekadar formalitas? Apakah usaha koperasi lahir dari kebutuhan warga, bukan hanya dari pelatihan top-down?

Refleksi relasional memberi kita pemahaman, mengapa dua desa dengan struktur yang sama bisa menghasilkan hasil yang sangat berbeda: satu menjadi koperasi hidup yang dikelola bersama, dan satu lagi hanya menjadi koperasi di atas kertas, dengan buku kas rapi tapi rak kosong.

Membaca Kopdes Merah Putih dengan pendekatan MS dan refleksi relasional membantu kita menghindari penilaian superfisial. Kita tidak lagi sekadar menilai dari ada tidaknya koperasi, lengkap tidaknya dokumen, atau banyaknya unit usaha yang terbentuk, tapi kita menilai apakah perubahan sosial benar-benar terjadi. Apakah masyarakat desa merasa memiliki, mengelola, dan membentuk koperasi itu sebagai bagian dari strategi kolektif mereka.

Sebab pada akhirnya, koperasi bukan hanya soal struktur legal atau intervensi kebijakan, tetapi soal kesadaran dan relasi sosial yang dijalankan bersama.

Read Entire Article