Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 2.562 orang warga di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur masih bertahan di pengungsian akibat kondisi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang fluktuatif berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa berada di pengungsian membuat kondisi warga lebih terjamin sementara aktivitas vulkanik gunung tersebut masih terus dipantau secara intensif hingga awal Agustus.
"Status gunung masih belum diturunkan, masih Level IV kami terus pantau perkembangan bersama petugas vulkanologi PVMBG," kata dia.
Baca juga: BNPB: Dampak erupsi Lewotobi meluas, jumlah pengungsi bertambah
Para pengungsi tersebar di 13 titik pengungsian berupa tenda atau rumah hunian sementara di Flores Timur yang semuanya telah dilengkapi fasilitas dasar mulai dari logistik dapur umum air bersih, layanan kesehatan dan sekolah darurat.
BNPB bersama sejumlah kementerian-lembaga teknis terkait juga memastikan bantuan logistik tambahan dari pusat akan tersalurkan sesuai jumlah yang dibutuhkan bagi para pengungsi yang telah lebih dari 12 bulan bertahan itu.
Sementara itu, BNPB mengingatkan pemerintah provinsi dan kabupaten bersiap siaga untuk menghadapi potensi erupsi susulan, sebagaimana hasil pemantauan terakhir ditemukan aktivitas kegempaan vulkanis - asap masih membumbung dari kawah Gunung Lewotobi Laki-Laki setinggi 100 meter dari puncak.
“Kami tetap siaga untuk mendukung pemda terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan potensi relokasi sementara apabila kondisi memburuk,” ujarnya.
Baca juga: BNPB janjikan bangun 500 hunian tetap untuk korban erupsi Lewotobi
Baca juga: 900 KK korban erupsi Lewotobi menerima ketetapan lahan relokasi
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.