
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan pihaknya ingin mengembangkan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T.
Dadan akan memaksimalkan tambahan anggaran tahun ini untuk dapur MBG di wilayah tersebut. Pada 2025, pemerintah menganggarkan anggaran MBG sebesar Rp 71 triliun untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat.
“Kita sudah ada punya Rp 71 triliun, kemudian Pak Presiden sudah siapkan tambahan Rp 100 triliun, setelah kami hitung-hitung mungkin kami tidak bisa menyerap Rp 100 triliun. Makanya mungkin kami akan serap maksimal Rp 50 triliun,” ujar Dadan saat Talkshow Potret 1 Tahun BGN di Kantor Berita Antara, Jakarta, Selasa (19/8).
Dadan membeberkan sebanyak Rp 50 triliun itu akan digunakan untuk intervensi MBG atau bahan baku senilai Rp 24 triliun dan sisanya untuk pengembangan SPPG di daerah 3T.

“Rp 24 triliun untuk intervensi makan bergizinya. Kami masih butuh untuk mengembangkan SPPG di daerah 3T. Sehingga totalnya akan butuhnya Rp 49,7 triliun,” jelas Dadan.
Dadan menuturkan anggaran Rp 121 triliun sudah cukup untuk BGN melayani hingga 82,9 juta penerima manfaat pada 2025. Jumlah penerima manfaat tersebut ditargetkan dicapai pada Desember 2025.
“Karena penerima manfaat di awal 2025 ini kan bertahap ya. Bertahap kemudian semakin banyak, semakin banyak, semakin banyak. Sehingga dengan anggaran Rp 121 triliun saja sudah cukup nanti melayani di 1 bulan terakhir 82,9 juta (penerima manfaat),” tutur Dadan.