MENTERI Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan alasan Sekolah Rakyat dirancang dengan sistem berasrama. Dia mengatakan banyak anak yang tinggal di hunian tidak layak. Mereka juga diajak bekerja seperti mengemis.
"Situasi ini tidak kondusif untuk tumbuh kembang anak dan bukan lingkungan yang nyaman untuk belajar," kata pria yang disapa Gus Ipul ini dalam keterangan resmi, Jumat, 8 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alasan itu yang membuat pemerintah menetapkan Sekolah Rakyat dengan sistem asrama. Gus Ipul berujar Sekolah Rakyat hadir untuk mengintervensi secara utuh situasi anak-anak yang sebelumnya tidak tersentuh oleh sistem pendidikan maupun perlindungan sosial.
“Makanya dibuat berasrama untuk menciptakan lingkungan yang sehat,” ujar Gus Ipul.
Gus Ipul mengatakan Sekolah Rakyat dirancang sebagai satuan pendidikan berasrama dengan pendekatan terintegrasi. Setiap siswa menerima layanan pemeriksaan kesehatan secara berkala yang mencakup tinggi dan berat badan, kesehatan gigi, mata, jantung, hingga pemeriksaan darah. Mereka juga mendapatkan konsumsi makanan bergizi sebanyak tiga kali sehari, ditambah dua kali makanan ringan.
Gus Ipul mengklaim seluruh siswa tinggal di asrama dengan lingkungan yang layak, bersih, dan aman. Seragam sekolah diberikan lengkap dalam delapan set, meliputi jas almamater, seragam harian, pakaian olahraga, batik, pramuka, laboratorium, hingga piyama. Siswa juga menerima perlengkapan belajar lengkap dan laptop sebagai sarana pendukung pembelajaran digital.
Selain itu, dia mengatakan Sekolah Rakyat melakukan pemetaan minat dan bakat menggunakan teknologi DNA Talent Mapping berbasis kecerdasan buatan. Siswa juga diuji kompetensi dasarnya dalam bidang literasi, numerasi, dan keterampilan digital. Penguatan kedisiplinan dan kebiasaan hidup sehat menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di asrama.
Program ini merupakan bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Calon peserta didik ditentukan berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) pada desil 1 hingga 4, tanpa melalui pendaftaran terbuka.
Proses ini dilakukan dengan asesmen ketat untuk memastikan hanya anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang masuk. Verifikasi dilakukan oleh pemerintah daerah, dan validasi akhir ditetapkan oleh pusat.
Senin, 14 Juli 2025, sebanyak 63 sekolah rakyat yang tersebar di berbagai daerah Indonesia secara serentak telah memulai masa perkenalan. Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan dikhususkan hanya untuk anak dari keluarga miskin.
Berbeda dengan sekolah konvensional, siswa yang bersekolah di sekolah rakyat harus tinggal di asrama yang telah disiapkan. Tahap pertama program pendidikan ini secara total diikuti oleh 6 ribu siswa dengan 256 rombongan belajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Dari 100 target yang akan beroperasi pada tahun ini, 63 sekolah sudah diresmikan sementara 37 lainnya menyusul pada akhir bulan.