Diprotes Karyawan, Microsoft Selidiki Kontrak Perusahaan dengan Israel

7 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menghadapi tekanan selama dua tahun, Microsoft akhirnya mengambil langkah nyata. Perusahaan mengumumkan penyelidikan hukum "mendadak" terkait kontraknya dengan Israel yang sangat kontroversial.

Langkah ini dipicu oleh dua kekuatan utama yang berbeda. Antara lain gelombang protes tanpa henti dari karyawan internal dan sebuah laporan investigasi tajam dari media eksternal.

Mengutip Gizmochina, Kamis (21/8/2025), penyelidikan ini berfokus pada tuduhan penggunaan platform cloud Azure yang diduga digunakan untuk membangun sistem pengawasan massal dengan menargetkan jutaan warga Palestina di Gaza.

Tekanan ini memuncak saat seorang karyawan menginterupsi perayaan ulang tahun ke-50 perusahaan. Ia secara terbuka menuduh para petinggi sebagai "pengejar keuntungan perang" yang tidak bermoral.

Di saat yang sama, laporan dari The Guardian memberikan detail spesifik. Mereka mengungkap dugaan keterlibatan badan intelijen Israel, Unit 8200, dalam penggunaan teknologi canggih tersebut.

Kombinasi dari dua tekanan inilah yang tampaknya berhasil memaksa Microsoft untuk bertindak. Mereka tidak bisa lagi mengabaikan tuntutan akuntabilitas yang datang dari dalam dan luar.

Kini, nasib kontrak kontroversial tersebut akan bergantung pada hasil penyelidikan. Sebuah proses yang diawasi ketat oleh publik, media, dan juga karyawan mereka sendiri.

Tekanan Eksternal: Laporan Media sebagai Pemicu

Pemicu langsung yang mendorong penyelidikan terbaru Microsoft adalah sebuah laporan investigasi. Laporan ini diterbitkan oleh media ternama asal Inggris, The Guardian, yang sangat berpengaruh.

Laporan tersebut memuat tuduhan yang sangat eksplosif dan terperinci. Menuduh badan intelijen rahasia Israel, Unit 8200, sebagai klien utama dari platform cloud Azure.

Dalam laporannya, disebutkan adanya sebuah kesepakatan khusus dengan CEO Microsoft, Satya Nadella. Kesepakatan ini memberikan akses ke "area terpisah" di dalam sistem cloud Azure.

Area inilah yang kemudian diduga menjadi fondasi utama, tempat di mana sistem pengawasan massal tersebut dibangun dan juga dioperasikan oleh pihak intelijen Israel.

Tujuan dari sistem ini sangat jelas menurut laporan tersebut, yaitu untuk mengumpulkan dan menyimpan rekaman jutaan panggilan telepon dari warga Palestina di Gaza.

Dalam respons resminya, Microsoft secara spesifik merujuk pada laporan ini. Mereka mengakui bahwa "tuduhan tambahan yang akurat" ini memang memerlukan sebuah tinjauan penuh.

Hal ini menunjukkan betapa besarnya dampak dari jurnalisme investigatif, sebuah laporan yang solid mampu memaksa korporasi raksasa untuk mengambil tindakan nyata.

Suara Karyawan yang Tak Bisa Diabaikan

Jauh sebelum laporan The Guardian terbit, bara perlawanan sudah menyala di internal Microsoft. Suara-suara penolakan justru datang dari para karyawan mereka sendiri yang resah.

Selama dua tahun, mereka menjadi kritikus paling vokal, secara konsisten menyuarakan keprihatinannya terhadap kontrak yang dijalin perusahaan dengan militer Israel.

Aksi mereka tidak hanya sebatas diskusi internal. Para karyawan berani melakukan protes terbuka yang seringkali mengganggu citra publik dan acara-acara penting yang diadakan perusahaan.

Contoh paling dramatis adalah insiden di perayaan ulang tahun ke-50 Microsoft. Seorang karyawan nekat berteriak dan melontarkan tuduhan serius di hadapan para petinggi perusahaan.

Ia menuduh para pemimpinnya sebagai "pengejar keuntungan perang". Juga menuding perusahaan terlibat dalam "penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk genosida", sebuah pernyataan yang sangat kuat dan berani.

Gelombang aktivisme internal ini menunjukkan adanya krisis moral yang mendalam. Para karyawan tidak lagi bersedia diam melihat teknologi yang mereka bangun digunakan untuk tujuan kekerasan.

Oleh karena itu, laporan eksternal dari media seolah mendarat di atas api. Memperkuat tekanan yang sudah ada dan membuat perusahaan tidak punya pilihan selain bertindak.

Respons Korporat: Penyelidikan Kedua dan Janji Keterbukaan

Menghadapi tekanan ganda dari dalam dan luar, Microsoft akhirnya memberikan tanggapan. Respons kali ini terasa lebih serius dibandingkan dengan upaya-upaya mereka sebelumnya dalam menangani isu.

Perusahaan mengumumkan peluncuran penyelidikan hukum kedua mereka di tahun ini. Hal ini merupakan pengakuan implisit bahwa penyelidikan pertama yang mereka lakukan mungkin belum cukup memuaskan.

Penyelidikan pertama yang dirilis pada Mei 2025, juga dipicu protes karyawan. Saat itu menyimpulkan bahwa "tidak ada bukti" penyalahgunaan teknologi untuk merugikan warga sipil.

Namun, penyelidikan baru ini memiliki dasar yang berbeda. Kali ini dipicu oleh tuduhan yang lebih "akurat dan terperinci" dari laporan media yang sangat kredibel.

Untuk menunjukkan keseriusan, Microsoft telah menunjuk firma hukum eksternal, Covington & Burling. Tujuannya adalah untuk mengawasi proses penyelidikan agar berjalan secara independen dan transparan.

Mereka juga mengeluarkan pernyataan publik yang sangat jelas., bahwa penggunaan Azure untuk pengawasan massal warga sipil akan menjadi pelanggaran berat terhadap persyaratan layanan.

Langkah-langkah ini menunjukkan sebuah perubahan dalam pendekatan perusahaan. Tekanan gabungan dari karyawan dan media tampaknya berhasil mendorong proses akuntabilitas korporat yang lebih kuat.

Infografis Aktris Hollywood & Tokoh Industri Teknologi Dunia Jadi Pembicara B20 Summit