Puluhan Juta Orang Gunakan Chatbot AI untuk Curhat Spiritual

14 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin luas, dan kini kabarnya sudah mulai merambah ke ranah rohani. Bukan hanya dipakai untuk menjawab pertanyaan umum, chatbot AI kini mulai dipakai jutaan orang sebagai teman curhat hingga mencari bimbingan spiritual.

Mengutip The New York Times via Arstechnica, Senin (22/9/2025), beberapa aplikasi religi berbasis AI mencatat angka unduhan yang sangat besar.

Salah satu aplikasi religi berbasis AI yang populer di download adalah Bible Chat, di mana sudah diunduh lebih dari 30 juta kali.

Ada juga Katolik Hallow yang sempat menduduki peringkat teratas Apple App Store, mengalahkan aplikasi populer seperti Netflix dan TikTok.

Beberapa chatbot religi mengklaim, aplikasi buatan mereka diklaim menyediakan fitur untuk melakukan "komunikasi ilahi".

Meski begitu, pakar menegaskan AI bukanlah entitas spiritual, melainkan teknologi menghasilkan jawaban dari data yang dipelajari.

Sebagian besar aplikasi religi berbasis AI ini juga menerapkan sistem berbayar, dengan biaya langganan tahunan bagi mereka yang ingin terus menggunakan layanan tersebut.

Alasan di Balik Tren dan Pertanyaan 'Apakah Ini Tuhan?'

Salah satu alasan utama aplikasi religi berbasis AI begitu cepat populer adalah karena faktor kemudahan akses. Banyak orang merasa lebih nyaman bertanya kepada chatbot kapan saja, tanpa harus khawatir mengganggu pemuka agama mereka.

"Anda tidak ingin mengganggu pendeta Anda pada pukul tiga pagi," kata Krista Rogers, seorang pengguna aplikasi YouVersion Bible dan ChatGPT.

Selain itu, beberapa platform dirancang dengan gaya percakapan yang sangat meyakinkan, sehingga membuat beberapa pengguna jadi bertanya-tanya.

Menurut CEO aplikasi ChatwithGod, salah satu pertanyaan yang paling sering muncul dari para pengguna adalah: “Apakah ini benar-benar Tuhan yang sedang berbicara dengan saya?”

Jawabannya tentu saja tidak. Chatbot bukanlah entitas ilahi, tetapi merupakan sebuat sistem AI yang dapat menghasilkan teks berdasarkan pola dari data pelatihannya.

Namun, cara chatbot ini merespons sering kali terasa sangat alami, sehingga tak sedikit orang yang sempat terbawa suasana dan menganggap percakapan itu benar-benar “nyata.”

Sifat 'Yes-Men' dan Masalah Teologis

Salah satu masalah yang banyak disorot dari penggunaan AI dalam aplikasi religi adalah kecenderungannya untuk selalu menyetujui atau membenarkan perasaan pengguna.

Dalam dunia teknologi, sifat ini dikenal dengan istilah sycophancy. Ryan Beck, Chief Technology Officer di Pray.com, bahkan menyebut AI ini seperti “yes men” atau orang yang selalu berkata “iya” pada apa pun.

Masalahnya, sifat seperti ini bisa menimbulkan persoalan serius dalam konteks keagamaan. Dalam praktik ibadah atau bimbingan rohani tradisional, seseorang biasanya didorong untuk berani menghadapi kebenaran yang mungkin tidak selalu nyaman. Sementara itu, chatbot justru sering menghindari gesekan semacam itu.

Hal ini juga diungkapkan oleh Heidi Campbell, seorang profesor di Texas A&M University. Menurutnya, chatbot hanya cenderung memberi jawaban yang ingin kita dengar.

Privasi Data dan Pilihan Pengguna

Selain masalah teologis, isu privasi menjadi perhatian serius karena pengguna membagikan data spiritual mereka ke server perusahaan.

"Saya bertanya-tanya apakah tidak ada bahaya yang lebih besar dalam mencurahkan isi hati Anda kepada chatbot," kata seorang pendeta Katolik, Fr. Mike Schmitz.

Namun, beberapa pengguna lebih menyukai respons chatbot yang tidak menghakimi. Delphine Collins, seorang guru prasekolah, mengaku menemukan lebih banyak dukungan di Bible Chat daripada di gerejanya setelah berbagi tentang masalah kesehatannya. "Orang-orang berhenti berbicara dengan saya. Itu mengerikan," ungkapnya.

Para pembuat aplikasi berpendapat bahwa produk mereka hanya melengkapi, bukan pengganti hubungan spiritual.

Fenomena ini muncul berbarengan dengan tren 40 juta orang meninggalkan gereja dalam beberapa dekade terakhir. Menurut Beck, ini bukan berarti mereka kurang mencari santapan rohani, "hanya saja mereka melakukannya dengan cara yang berbeda.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik

Read Entire Article