10 ultras sepak bola paling mengerikan di dunia

Jakarta (ANTARA) - Dalam dunia sepak bola, kelompok pendukung yang dikenal dengan sebutan ultras identik dengan fanatisme, koreografi megah, nyanyian tanpa henti, dan atmosfer pertandingan yang luar biasa. Namun, di balik loyalitas itu, tidak sedikit kelompok ultras yang memiliki reputasi menakutkan, bahkan kerap terlibat insiden kekerasan.

Istilah ultras atau ultra sendiri berasal dari Italia, meski budaya ini telah menyebar ke seluruh dunia. Sejumlah kelompok terkenal tidak hanya karena dukungannya yang luar biasa, tetapi juga aksi-aksi ekstrem yang kerap memicu kontroversi. Berikut adalah 10 kelompok ultras yang dianggap paling mengerikan di dunia sepak bola.

1. Legia Warsaw (Polandia)

Kelompok pendukung Legia Warsaw dikenal sebagai salah satu yang paling keras di Eropa Timur. Mereka kerap menampilkan tifo kontroversial yang menjadi simbol perlawanan terhadap sepak bola modern. Atmosfer di stadion kandang mereka, Stadion Wojska Polskiego, sering kali membuat tim tamu merasa terintimidasi.

Baca juga: Pentolan Ultras Lazio ditembak mati

2. Red Star Belgrade – Delije (Serbia)

Delije, yang berarti orang kuat dan berani dalam bahasa Serbia, merupakan kelompok ultras Red Star Belgrade. Pertandingan di Stadion Rajko Mitić, atau Marakana, selalu disertai penggunaan suar, bom asap, dan kembang api. Laga tandang ke Beograd menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi para pendukung lawan—baik karena kekaguman maupun rasa takut.

3. Hajduk Split – Torcida Split (Kroasia)

Sebagai salah satu kelompok ultras tertua di dunia, Torcida Split mendukung Hajduk Split sejak awal 1950-an. Mereka memiliki reputasi keras di dalam maupun luar negeri. Insiden di Goodison Park pada 2017, yang menyebabkan pertandingan dihentikan akibat kerusuhan, memperkuat citra mereka sebagai kelompok yang sulit dikendalikan.

4. Dinamo Zagreb – Bad Blue Boys (Kroasia)​​​​​

Bad Blue Boys atau BBB adalah pendukung fanatik Dinamo Zagreb. Meski memiliki aturan tegas untuk tidak membawa senjata tajam, mereka dikenal militan di tribun. Selain itu, mereka pernah menunjukkan sisi solidaritasnya dengan membantu korban gempa bumi Zagreb 2022, serta menjadi salah satu kelompok yang secara terbuka mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia.

5. Ferencvaros – Green Monsters (Hungaria)

Green Monsters adalah kelompok pendukung setia klub Ferencvaros. Rivalitas mereka dengan ultras Újpest kerap memanas hingga ke luar stadion. Aksi mereka, mulai dari tifo hingga nyanyian intimidatif, menjadikan setiap pertandingan derbi penuh tensi.

6. River Plate – Los Borrachos Del Tablón (Argentina)

Kelompok ini merupakan salah satu ultras paling terkenal di Amerika Selatan. Rivalitas sengit dengan Boca Juniors sering kali diwarnai bentrokan. Pada 2018, mereka dituduh menyerang bus tim Boca menjelang final Copa Libertadores, yang mengakibatkan beberapa pemain cedera.

Baca juga: Juventus diperas ultras sang pendukung fanatiknya sendiri

7. S.S. Lazio – Irriducibili (Italia)

Kelompok Irriducibili Lazio memiliki reputasi panjang terkait kekerasan. Pada Januari 2025, mereka terlibat penyerangan terhadap pendukung Real Sociedad di Roma, menyebabkan sembilan orang terluka. Sekitar 80 anggota kelompok ini dilaporkan membawa rantai, pisau, dan palu dalam insiden tersebut.

8. Sparta Prague (Republik Ceko)

Pendukung garis keras Sparta Prague terkenal dengan pandangan politik sayap kanan yang kerap diwujudkan melalui spanduk bernada rasis dan anti-imigran. UEFA telah beberapa kali menjatuhkan denda kepada klub akibat perilaku suporternya yang melanggar etika dan hukum.

9. Galatasaray – ultrAslan (Turki)

UltrAslan berdiri pada 2001 dan dikenal sebagai salah satu kelompok ultras terbesar di dunia. Aksi mereka di stadion kerap menampilkan pyrotechnics meski dilarang federasi. Pada 2023, ribuan pendukung Galatasaray dilaporkan masuk ke area suporter tuan rumah di Old Trafford, membuat banyak penonton merasa tidak aman.

10. Olympique de Marseille – Commando Ultras 84 (Prancis)

Commando Ultras 84 telah menjadi tulang punggung dukungan bagi Marseille sejak 1984. Laga melawan Paris Saint-Germain hampir selalu diwarnai bentrokan fisik maupun aksi provokasi di dalam stadion. Atmosfer di Stadion Velodrome yang mereka ciptakan terkenal panas dan penuh tekanan bagi tim lawan.

Kehadiran kelompok ultras memang membawa atmosfer yang tak tergantikan di dunia sepak bola. Namun, fanatisme yang tidak terkendali kerap menimbulkan masalah, mulai dari kekerasan, kerusuhan, hingga sanksi bagi klub.

Meski demikian, loyalitas ultras terhadap klub kesayangan mereka sulit dipertanyakan. Mereka tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika sepak bola global, dengan segala sisi positif dan negatif yang menyertainya.

Baca juga: Pesan Ultras Garuda untuk Kluivert: Kami butuh pembuktian

Baca juga: 1.500 lebih Ultras Garuda Qatar ramaikan laga timnas lawan Vietnam

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.