Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan dan Investasi Selandia Baru Todd McClay mengungkapkan bahwa Wellington mendukung percepatan aksesi Indonesia ke perjanjian perdagangan CPTPP dengan menyampaikan upaya Indonesia kepada negara-negara anggota.
CPTPP merupakan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik yang saat melibatkan 12 negara anggota di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Latin, dengan Indonesia secara resmi menyatakan minat untuk bergabung sejak 2023.
“Kami telah menyampaikan informasi tersebut kepada semua negara anggota CPTPP lainnya. Dan nanti tahun ini, ketika para menteri bertemu, mereka akan mempertimbangkan hal tersebut dan mulai berkomunikasi dengan Indonesia mengenai langkah selanjutnya,” kata Menteri McClay dalam wawancara eksklusif di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis.
Menteri McClay menuturkan bahwa CPTPP kini telah menjadi salah satu blok perdagangan terbesar di dunia — mencakup Asia Tenggara, Pasifik Selatan, hingga Amerika Selatan, Kanada, dan Amerika Utara, serta Inggris yang juga telah resmi bergabung.
Keseriusan Indonesia untuk bergabung dalam CPTPP juga telah disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Dyah Roro Esti Widya Putri, saat bertemu Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon di Wellington pada Juli lalu.
“Kami sangat senang, sebagai negara depository, yaitu negara yang bertanggung jawab atas koordinasi perjanjian ini, bahwa Indonesia telah secara resmi menyampaikan permintaan untuk bergabung,” ucapnya.
Pejabat Selandia Baru tersebut juga menyampaikan bahwa negaranya menantikan penyelesaian ratifikasi kerangka kerja sama ekonomi lainnya dengan Indonesia, yakni ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA).
Baca juga: Selandia Baru tegaskan peningkatan status kemitraan di 50 tahun ASEAN
McClay menekankan bahwa perjanjian yang mulai berlaku secara bertahap pada Januari 2010 tersebut sangat penting untuk menurunkan hambatan perdagangan, sehingga barang dan jasa dari Indonesia bisa lebih mudah masuk ke Selandia Baru atau Australia, dan sebaliknya.
“Pada saat yang sama, hal ini memungkinkan integrasi regional yang lebih kuat. Ketika hambatan perdagangan dikurangi, pergerakan barang dan jasa lintas batas menjadi lebih mudah. Ini menurunkan biaya bagi konsumen, namun juga meningkatkan aktivitas bisnis secara keseluruhan. Kami sangat fokus bekerja sama dalam hal ini,” tegasnya.
Saat ini, Indonesia sedang dalam proses ratifikasi Protokol Kedua AANZFTA dengan target penyelesaian pada kuartal tiga 2025.
Menanggapi proses aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), McClay yang juga menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan Selandia baru itu, kembali menyampaikan dukungannya.
Dukungan tersebut juga telah disampaikan McClay secara pribadi kepada Menteri Luar Negeri Sugiono dalam pertemuan pada Kamis pagi.
“Kami sangat mendukung langkah ini. Bahkan, ketika saya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia hari ini, saya menyampaikan bahwa Selandia Baru sangat terbuka untuk membantu dan mendukung proses tersebut sebisa mungkin,” kata dia.
Baca juga: Selandia Baru tawarkan teknologi dan keahlian bantu peternakan RI
Baca juga: RI-Selandia Baru teken MoU perdagangan dan kerja sama sektor pertanian
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.