Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) bersama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Suyudi Ario Seto membahas potensi kerja sama memerangi narkoba dalam pertemuan mereka di Kantor BNN, Jakarta, Senin.
"Narkoba adalah ancaman nyata bagi bonus demografi. Jika generasi muda terjerat narkoba, cita-cita Indonesia Emas 2045 akan sulit terwujud," kata Kepala BNN, Irjen. Pol. Suyudi Ario Seto, sebagaimana keterangan PPI Dunia, Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas peluang kolaborasi strategis untuk memperkuat gerakan edukasi, sosialisasi, dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar Indonesia, khususnya mereka yang menempuh pendidikan di luar negeri.
Terkait upaya itu, PPI Dunia mendukung penuh langkah BNN memberantas penyalahgunaan narkoba terutama di kalangan pemuda dan pelajar.
Kedua pihak juga menekankan pentingnya sinergi antara lembaga negara dan organisasi pelajar internasional dalam menghadapi ancaman yang kian kompleks.
PPI Dunia memiliki jaringan di 66 negara dan anggota mencapai 180.000 pelajar Indonesia di seluruh dunia. Mahasiswa Indonesia di luar negeri dinilai sebagai aset bangsa yang harus dijaga agar tidak terpapar narkoba.
Menurut Suyudi, pelajar Indonesia di luar negeri memiliki peran strategis sebagai agen perubahan dan duta bangsa. Mereka diharapkan tidak hanya menorehkan prestasi akademik, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membangun budaya hidup sehat dan produktif.
"Perang melawan narkoba bukan hanya tugas aparat penegak hukum, tetapi tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Keterlibatan pelajar Indonesia di luar negeri adalah modal penting dalam perang ini," katanya.
Adapun Koordinator PPI Dunia Marhadi menyampaikan bahwa PPI Dunia siap berkolaborasi melalui pendekatan berbasis aksi sosial ketimbang pendekatan penegakan hukum.
Artinya bahwa peran pelajar lebih difokuskan pada edukasi, kampanye digital, seminar, lokakarya, serta pembangunan sistem dukungan sesama yang memungkinkan pelajar saling mengingatkan dan menjaga dari bahaya narkoba, katanya.
"Bonus demografi hanya akan menjadi berkah jika kita mampu melindungi generasi muda dari ancaman narkoba. PPI Dunia siap berkolaborasi dengan BNN untuk memastikan hal tersebut," ujar Marhadi, kandidat doktor dari Hungarian University of Agriculture and Life Science.
Kolaborasi PPI Dunia dan BNN, kata dia, akan diwujudkan melalui program-program konkret, mulai dari seminar daring lintas negara, kampanye media sosial, hingga modul edukasi pencegahan narkoba yang bisa diakses pelajar Indonesia di seluruh dunia.
Langkah tersebut sejalan dengan tagar BNN, #IndonesiaBersinar (Bersih Narkoba), yang menekankan pentingnya gaya hidup sehat sebagai identitas generasi muda. Dengan ancaman narkoba yang terus berkembang dan melibatkan jaringan internasional, BNN menilai kolaborasi global tersebut sebagai momentum strategis.
"Kita sedang menghadapi perang jangka panjang. Jika generasi muda sehat, cerdas, dan bebas narkoba, maka Indonesia memiliki modal besar untuk benar-benar menjadi bangsa emas pada 2045," tutur Suyudi.
Narkoba, kata dia lebih lanjut, bukan sekadar ancaman kriminal, tetapi ancaman eksistensial bagi bangsa.
Selain itu, lanjutnya, bonus demografi hanya akan menjadi berkah jika generasi mudanya sehat, produktif, dan terbebas dari jerat narkotika.
Kolaborasi dengan PPI Dunia dinilai sebagai langkah strategis yang menempatkan pelajar Indonesia di garis depan perang melawan narkoba—perang yang tidak menggunakan senjata, melainkan pengetahuan, kesadaran, dan solidaritas sosial.
Jika gerakan itu konsisten, generasi Indonesia 2045 akan lahir bukan hanya sebagai penerima bonus demografi, tetapi sebagai penggerak peradaban: sehat, berdaya saing global, dan berkarakter kuat.
Baca juga: Sinergi Kemenpora dan PPI Dunia diperkuat demi Indonesia Emas 2045
Baca juga: PPI Dunia desak pemerintah hormati hak sipil menyampaikan pendapat
Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.