Markas PBB, New York (ANTARA) - Seorang Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (7/8) mengungkapkan dari 46 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.312) yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan global pada 2025, hingga saat ini baru diterima kurang dari 17 persen.
"Lebih dari setengah tahun telah berlalu, (namun) lanskap pendanaan kemanusiaan masih memprihatinkan," ujar Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq dalam sebuah konferensi pers harian, mengutip pernyataan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Haq mengatakan jumlah pendanaan yang telah diterima sejauh ini tersebut menandai penurunan 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kekurangan pendanaan tersebut, kata dia, merupakan pengingat yang jelas bahwa jutaan warga rentan akan kelaparan tanpa bantuan yang sangat mereka butuhkan.
Pada Juni, menghadapi pemangkasan pendanaan terbesar yang pernah dialami oleh sistem kemanusiaan internasional, OCHA meluncurkan seruan global dengan prioritas sangat tinggi untuk membantu 114 juta warga lewat penargetan kebutuhan yang paling mendesak dalam laporan Global Humanitarian Overview 2025 yang lebih luas.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.