Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa negosiasi terhadap rencana pengelolaan bersama sumber daya Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia masih berlangsung dan diharapkan tercapai keputusan yang menguntungkan kedua belah pihak.
“Kerja sama seperti itu masih dalam proses pembicaraan,” kata Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI Abdul Kadir Jailani usai pengarahan media di Jakarta, Jumat.
“Yang pasti, dalam pembicaraan tersebut, kedua pemimpin kita melihat segala kemungkinan di mana kita berusaha mencari solusi yang terbaik bagi kedua negara,” kata dia, menambahkan.
Abdul Kadir juga menyatakan bahwa rencana pengelolaan bersama wilayah maritim antara Indonesia dan Malaysia tersebut akan memerhatikan kesesuaian dengan hukum internasional yang berlaku.
Pada 29 Juli lalu, Menlu RI Sugiono menyampaikan bahwa rencana pengelolaan bersama kawasan maritim Ambalat masih dalam penjajakan, sehingga isu itu tidak dibahas secara spesifik dalam Konsultasi Tahunan Ke-13 Indonesia-Malaysia di Jakarta.
"Kita masih melakukan exploratory talk sebenarnya, modalitasnya seperti apa, teknisnya seperti apa, masih panjang perjalanan," kata Menlu Sugiono menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Istana Merdeka selepas acara Konsultasi Tahunan tersebut.
Sugiono melanjutkan pada prinsipnya kedua negara memahami besarnya potensi yang ada di kawasan Ambalat sehingga perlu ada kerja sama untuk mengoptimalkan potensi-potensi tersebut, termasuk potensi bidang kelautan dan perikanan.
Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada 30 Juli menyampaikan bahwa Indonesia dan Malaysia masih mengkaji kemungkinan untuk menggarap bersama blok minyak dan gas bumi (migas) East Ambalat.
Blok East Ambalat secara geologis berada di Cekungan Tarakan, perairan laut dalam Kalimantan Utara, dengan jarak kurang lebih 80 kilometer di sebelah timur Kota Tarakan dengan kedalaman air laut berkisar 2 ribu meter, mencakup area seluas 4.735 kilometer persegi.
Blok laut itu mengandung potensi migas yang ditaksir mampu bertahan hingga tiga puluh tahun ke depan.
Terkait hal tersebut, PT Pertamina Hulu Energi menyatakan siap menggarap blok migas East Ambalat, namun saat ini masih menunggu instruksi dari pemerintah.
Baca juga: Soal Ambalat, Prabowo inginkan penyelesaian damai dari dua pihak
Baca juga: Presiden Prabowo-PM Anwar sepakat bangun bersama perbatasan di Ambalat
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.