Otoritas Imigrasi dan Pemeriksaan (ICA) Singapura menyita 850 produk vape yang coba diselundupkan masuk dalam lima hari terakhir, yaitu pada 18 sampai 22 Agustus 2025.
Dalam keterangan pada Jumat (22/8), ICA menyebut penyitaan itu adalah bagian dari upaya memberantas vape masuk ke Singapura. ICA memakai pendekatan multi-cabang demi mendeteksi dan mencegah penyelundupan vape.
ICA menambahkan, mereka melakukan penilaian risiko pra-kedatangan yang menggunakan analitik data demi mengidentifikasi pelancong berisiko tinggi sebelum mereka tiba di Singapura.
“Sebanyak 184 kasus terdeteksi selama periode tersebut, yang juga menunjukkan adanya upaya penyelundupan yang melibatkan rokok tanpa bea dan tembakau kunyah melintasi pos pemeriksaan,” kata ICA seperti dikutip dari Asia One.
Pemeriksaan untuk mencegah masuk vape secara ilegal dilakukan seluruh pintu masuk Singapura mulai dari via darat hingga pos pemeriksaan di Bandara Changi.
“Jumlah vape dan perlengkapan vape juga menjadi faktor penentu beratnya pelanggaran,” tutur ICA.
Papan tanda dan tempat pembuangan vape telah dipajang lebih jelas di berbagai pos pemeriksaan. Otoritas Singapura berharap papan tanda akan memberikan indikator visual tentang langkah-langkah intensif untuk mencegah wisatawan membawa vape melintasi perbatasan.
Singapura melarang vape sejak 2018, tapi kini pelarangannya akan semakin diperketat. Mengisap vape akan disamakan dengan masalah narkoba dengan hukuman yang lebih berat.
Pelarangan vape yang lebih keras disampaikan oleh PM Lawrence Wong dalam pidato National Day Rally (NDR) 2025 pada Minggu, 17 Agustus 2025.
Di Indonesia, NDR sebangsa pidato kenegaraan presiden menjelang HUT RI. Di NDR 2025, Wong berpidato mengungkapkan bagaimana membawa Singapura ke depan yang lebih maju.
Terkait vape, ini adalah untuk kali pertama Wong menanggapi "wabah vape" yang menyerang anak muda di negara pulau itu.
Wong menegaskan, vape dilarang di Singapura, tapi orang-orang masih menyelundupkannya dan mencari cara untuk berkelit dari hukum.
"Banyak vape ini dicampur dengan zat adiktif dan berbahaya seperti etomidat. Jadi, vape itu sendiri hanyalah alat untuk mengantarkan zat tersebut. Bahaya yang sesungguhnya adalah apa yang ada di dalamnya,” ujar Wong dikutip dari The Straits Times.
"Saat ini, zat tersebut adalah etomidat. Di masa depan, bisa jadi sesuatu yang lebih buruk—obat-obatan yang lebih kuat atau jauh lebih berbahaya,” lanjut Wong.