Beijing (ANTARA) - China telah menjalin hubungan kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan lebih dari 160 negara dan kawasan.
Dalam konferensi pers yang digelar oleh Kantor Informasi Dewan Negara China, Kamis (18/9), Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China Yin Hejun juga mengumumkan bahwa China telah menandatangani 119 perjanjian kerja sama iptek antarpemerintah, dan bergabung dengan lebih dari 200 organisasi internasional dan mekanisme multilateral.
Lebih lanjut, Yin menyoroti bahwa China telah mewujudkan kolaborasi iptek internasional yang ekstensif dan mendalam selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025).
Dia menyatakan bahwa program-program megasains internasional yang digagas oleh China, seperti Deep-time Digital Earth, mencatatkan kemajuan yang stabil. Selain itu, China juga aktif berpartisipasi dalam lebih dari 60 program dan proyek megasains internasional.
Yin menekankan adanya percepatan kemajuan inovasi iptek di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra.
Hingga saat ini, China telah mendirikan lebih dari 70 laboratorium "Sabuk dan Jalur Sutra" gabungan dengan hampir 50 negara dan membentuk 10 platform transfer teknologi internasional yang melayani berbagai kawasan, termasuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Afrika, dan Amerika Latin.
"Pintu kolaborasi teknologi China akan terbuka semakin lebar," ujar Yin, sembari menegaskan kembali komitmen China untuk memperluas pertukaran dan kerja sama iptek internasional.
Dia menambahkan bahwa China akan terus menyumbangkan pengetahuannya demi kemajuan iptek global.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.