Las Vegas (ANTARA) - Para pemimpin keamanan siber, pejabat pemerintah, dan inovator industri dari 100 lebih negara dan kawasan memadati Mandalay Bay Convention Center pada Rabu (6/8) untuk menghadiri ajang Black Hat USA 2025, acara pertemuan terbesar di dunia yang berfokus pada keamanan komputer.
Seiring dengan kehidupan sehari-hari yang menjadi semakin digital, konferensi ini menggarisbawahi pertanyaan utama: Seberapa aman sistem yang diandalkan oleh masyarakat?
Sorotan utama pada Rabu itu datang dari Mikko Hypponen, kepala penelitian di WithSecure, sebuah perusahaan keamanan siber asal Finlandia. Dalam pidato pembukaannya, Hypponen menjelaskan bagaimana serangan siber semakin canggih, bahkan menargetkan perangkat dasar yang digunakan orang-orang setiap harinya.
Dia memperingatkan tentang risiko-risiko baru dari drone dan bentuk-bentuk baru perang digital (warfare).
"Setiap tahun, serangan menjadi lebih kompleks, dan melindungi bahkan jaringan kecil sekalipun menjadi tantangan yang terus berubah," tutur Hypponen kepada para hadirin.
"Penipuan akan semakin parah, ransomware baru saja dimulai. Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) adalah kuncinya," katanya.
AI menjadi pusat perhatian sepanjang hari. Simulasi "AI Wargame" dari Cisco menarik ratusan orang untuk menyaksikan para profesional saat melindungi maupun menyerang chatbot dalam simulasi yang bergerak cepat.
AI kini dianggap sebagai rekan tim bagi pelindung keamanan siber (defender) bukan sekadar alat bantu, kata para pakar kepada Xinhua, menambahkan bahwa alat-alat AI terbaru dapat mendeteksi dan bahkan memprediksi serangan siber sebelum menimbulkan kerusakan.
Perusahaan keamanan seperti Hewlett Packard Enterprise memperkenalkan inovasi yang menjanjikan untuk melindungi segala hal, mulai dari akun bank daring (online) hingga layanan rumah sakit esensial.
Selain AI, arsitektur zero-trust telah muncul sebagai strategi prioritas bagi banyak organisasi. Tidak ada pengguna atau perangkat, baik di dalam maupun di luar perusahaan, yang secara otomatis dipercaya.
Pejabat senior AS dan pemimpin industri menjelaskan bagaimana zero-trust diterapkan untuk membatasi akses, bahkan bagi staf, guna memastikan setiap tindakan telah diverifikasi.
Di lantai pameran, lebih dari 400 vendor mendemonstrasikan berbagai teknologi terobosan, dengan banyak di antaranya berfokus pada prinsip zero-trust dan visibilitas jaringan yang ditingkatkan.
Para peneliti keamanan juga memaparkan kerentanan kritis baru, termasuk celah zero-day dalam sejumlah platform perangkat lunak utama dan teknik baru di mana penyerang mengecoh pertahanan berbasis AI.
Acara Black Hat pekan ini akan diikuti oleh DEF CON 33, yang akan dibuka pada Kamis (7/8) di pusat konvensi tersebut. DEF CON menampilkan lokakarya privasi dan kompetisi keamanan dunia nyata (real-life) di mana para peretas bersaing untuk menguji dan meningkatkan pertahanan komputer.
Bersama-sama, acara-acara ini menarik lebih dari 40.000 peserta ke Las Vegas setiap tahunnya, bersatu dalam misi untuk memperkuat perlindungan digital bagi semua.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.