Jakarta (ANTARA) - Menggunakan tusuk gigi kerap menjadi kebiasaan sebagian orang untuk membersihkan sisa makanan yang terselip di sela-sela gigi. Dengan ujungnya yang runcing, tusuk gigi memang terlihat praktis dan mudah digunakan kapan saja. Namun, dokter gigi tidak merekomendasikan pemakaian tusuk gigi secara rutin karena berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada gigi, gusi, hingga mulut.
Tusuk gigi sejatinya bukanlah alat medis, melainkan hanya penolong sementara dalam keadaan darurat. Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan berbagai dampak buruk. Berikut enam risiko membersihkan gigi dengan tusuk gigi:
1. Infeksi
Tusuk gigi yang tidak steril berpotensi membawa kuman dan bakteri ke dalam mulut. Bila terjadi luka kecil pada gusi, kuman dapat masuk dan menyebabkan infeksi. Risiko akan meningkat apabila tusuk gigi dibiarkan terbuka di tempat umum dan dipakai secara bergantian.
2. Kerusakan gusi
Pemakaian tusuk gigi yang berlebihan dapat melukai gusi, ditandai dengan perdarahan setelah digunakan. Gusi yang terluka lebih rentan terinfeksi dan dapat memicu penyakit gusi lain yang lebih serius.
3. Celah antar gigi melebar
Selain melukai, kebiasaan memakai tusuk gigi juga berisiko menciptakan celah antar gigi. Kondisi ini justru memudahkan lebih banyak sisa makanan terselip, sehingga menambah masalah kebersihan mulut.
4. Merusak enamel gigi
Tusuk gigi yang keras bisa mengikis enamel, lapisan pelindung alami gigi. Jika enamel menipis, gigi akan menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap kerusakan.
5. Tidak membersihkan plak
Tusuk gigi hanya mampu mengangkat sisa makanan, tetapi tidak efektif membersihkan plak maupun bakteri penyebab gigi berlubang. Dengan demikian, pemakaian tusuk gigi tidak dapat menggantikan fungsi benang gigi atau sikat gigi.
6. Risiko patah dan tertelan
Potongan tusuk gigi yang patah bisa terselip di gusi atau bahkan tertelan. Kondisi ini berpotensi melukai organ dalam, menyebabkan perdarahan, hingga menimbulkan infeksi serius pada saluran pencernaan.
Sebagai gantinya, dokter gigi merekomendasikan penggunaan benang gigi (dental floss), sikat interdental, atau mouthpick silikon yang lebih aman. Selain itu, berkumur dengan air putih atau obat kumur antiseptik dapat membantu membersihkan sisa makanan di sela gigi.
Dengan mengetahui risiko tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak menjadikan tusuk gigi sebagai kebiasaan sehari-hari. Perawatan gigi yang tepat akan lebih efektif menjaga kesehatan mulut dalam jangka panjang.
Baca juga: Dampak negatif tusuk gigi yang perlu diketahui
Baca juga: Polisi menangkap penguras ATM menggunakan tusuk gigi
Baca juga: Tusuk gigi versus benang gigi
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.