Memahami Alzheimer: Penyakit otak yang kerap mengancam lansia

1 day ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Penyakit Alzheimer terus menjadi perhatian dunia medis karena jumlah penderitanya yang terus meningkat.

Menurut data Global Dementia Observatory (GDO)—mekanisme pemantauan dan akuntabilitas untuk Rencana Aksi Global tentang Respons Publik terhadap Demensia 2017-2025—pada 2019 terdapat 55,2 juta orang yang hidup dengan demensia.

Jumlah ini diperkirakan akan mencapai 78 juta pada 2030 dan 139 juta pada 2050. Mayoritas peningkatan akan terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk kawasan Asia Selatan dan Asia Pasifik.

Memahami penyakit ini penting agar dapat meningkatkan kepedulian, kewaspadaan, serta kemampuan dalam memberi dukungan yang tepat bagi orang-orang terdekat yang mengalaminya.

Baca juga: Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko demensia

Apa itu Alzheimer?

Demensia dan Alzheimer merupakan istilah yang kerap digunakan secara bergantian.

Meskipun keduanya merupakan penyakit yang menyerang otak, tetapi pada faktanya Alzheimer berbeda dengan demensia.

Demensia sendiri bukanlah sebuah penyakit, tetapi melainkan istilah umum yang menggambarkan kumpulan berbagai gejala otak yang mempengaruhi fungsi mental serta kognitif, dan Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia.

Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku sehingga menyebabkan penderitanya tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari.

Biasa diderita oleh lansia

Melansir situs resmi Kemenkes RI, Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia 65 tahun ke atas.

Peningkatan persentase penyakit Alzheimer seiring dengan pertambahan usia, antara lain: 0,5 persen per tahun pada usia 69 tahun, 1 persen per tahun pada usia 70-74 tahun, 2 persen per tahun pada usia 75-79 tahun, 3 persen per tahun pada usia 80-84 tahun, dan 8 persen per tahun pada usia lebih dari 85 tahun.

Namun, tidak menutup kemungkinan dapat pula diderita oleh orang yang berusia sekitar 40 tahun. Kasus ini dikenal dengan Young Onset Dementia (YOD) atau Early Onset Dementia (EOD).

Baca juga: Lima kebiasaan yang sebaiknya dihindari untuk cegah alzheimer

Penyebab Alzheimer

Berdasarkan kutipan Alzheimer’s Association dalam Majalah Kesehatan Indonesia, penurunan fungsi otak yang dialami penderita Alzheimer terjadi karena sel-sel saraf (neuron) di bagian otak yang terlibat dalam fungsi kognitif telah rusak dan tidak lagi berfungsi normal.

Ketika neuron rusak, sel otak kehilangan fungsi satu sama lain dan akan mempengaruhi fungsi tubuh dasar seseorang.

Pada akhirnya, penderita dapat mengalami kematian setelah beberapa tahun karena kemampuan motoriknya sudah tidak berfungsi.

Sementara itu, sebenarnya tidak ada satu faktor pasti untuk penyebab Alzheimer. Tetapi, kemungkinan merupakan kombinasi beberapa faktor berikut:

  1. Usia: risiko Alzheimer semakin meningkat untuk orang yang berusia 65 tahun ke atas, terlebih apabila memiliki pola hidup tidak sehat
  2. Faktor genetik: orang tua yang mengalami Alzheimer bisa menurunkan penyakit ini kepada anaknya. Kasus inilah yang biasanya terjadi pada orang yang menderita Alzheimer dini atau YOD/EOD.
  3. Perbedaan kromosom: Alzheimer berkaitan dengan tiga salinan kromosom 21 yang dimiliki oleh orang dengan Down Syndrome.
  4. Trauma kepala: cedera kepala berisiko tinggi terjangkit Alzheimer di kemudian hari.

Data GOD juga menunjukkan bahwa sebanyak 65 persen dari kasus kematian akibat demensia Alzheimer terjadi pada perempuan.

Hal ini terjadi karena wanita cenderung hidup lebih lama daripada laki-laki, sementara risiko terbesar untuk Alzheimer adalah usia. Semakin tua usia seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan untuk terjangkit Alzheimer.

Selain itu, varian gen tertentu yang dikenal dengan varian ApoE4 diketahui dapat meningkatkan resiko Alzheimer. Apabila seorang wanita mempunyai gen ini, maka ia berisiko dua kali lipat akan terjangkit.

Baca juga: Gaya hidup sehat mampu turunkan risiko alzheimer dan demensia

Gejala Alzheimer

Pada umumnya, pengidap Alzheimer memiliki gejala awal penurunan daya ingat dan fungsi otak. Namun, semakin lama penyakit ini berkembang, maka berbagai gejala lain akan muncul seperti:

  1. Kesulitan berkonsentrasi dan berpikir, terutama saat menghitung
  2. Gejala kehilangan memori seperti lupa nama anggota keluarga dan tersesat di tempat yang dikenali
  3. Seringkali mengulangi pernyataan dan pertanyaan tanpa sadar
  4. Perubahan kepribadian dan perilaku seperti depresi, delusi, dan perubahan suasana hati
  5. Mengalami penurunan kemampuan dalam membuat keputusan

Apabila Anda mengalami gejala Alzheimer, alangkah baiknya dibicarakan dengan dokter terlebih dahulu dan jangan sembarang melakukan diagnosa sendiri.

Baca juga: Kemenkes: Populasi lansia bisa dijadikan bonus demografi kedua

Baca juga: Gangguan pembersihan otak secara mandiri dapat picu alzheimer

Pewarta: Nadine Laysa Amalia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article