RUU Pemilu Harus Atur Batasan Koalisi untuk Perkuat Presidensialisme Multipartai

6 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
RUU Pemilu Harus Atur Batasan Koalisi untuk Perkuat Presidensialisme Multipartai Ilustrasi(MI Seno)

PAKAR ilmu politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan menilai, pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilu ke depan perlu secara serius mengatur mekanisme dan batasan koalisi partai politik

Menurutnya, penguatan sistem presidensialisme multipartai tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan presiden, tetapi juga harus dibangun melalui regulasi yang mendorong keseimbangan antara pemerintah dan oposisi.

“Sistem presidensial multipartai bisa berjalan karena presiden memanfaatkan perangkat-perangkat yang dia miliki untuk mendapatkan dukungan, meskipun partai asalnya tidak mayoritas. Salah satu instrumen utamanya adalah koalisi,” ujar Firman pada Sabtu (18/10).

Akan tetapi, ia menilai pola koalisi partai di Indonesia saat ini justru tidak sehat dan cenderung tambun, karena dibangun bukan atas dasar kesamaan ideologi atau agenda kebijakan, melainkan kepentingan jabatan semata.

“Model koalisi kita terlalu besar, tanpa keterkaitan ideologi maupun agenda kebijakan antarpartai. Ini berbahaya, karena berdasarkan banyak studi, pola seperti itu melahirkan politik kartel dan melemahkan mekanisme check and balance,” kata Firman.

Ia menilai, kekhawatiran bahwa presiden dengan dukungan minoritas akan terganggu oleh parlemen yang pernah menjadi persoalan pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) justru kini berbalik arah. 

“Yang terjadi sekarang, bukannya presiden tidak stabil karena parlemen kuat, tapi justru parlemen ikut terkooptasi oleh kekuasaan eksekutif. Akibatnya, kualitas demokrasi dan fungsi pengawasan menjadi lemah,” jelasnya.

Atas dasar itu, Firman menekankan perlunya batas minimum koalisi dalam RUU pemilu agar keseimbangan politik tetap terjaga. 

“Idealnya, koalisi cukup 50% plus satu. Harus ada kekuatan oposisi yang hidup dan memiliki peran pengimbang di parlemen,” ucapnya.

Selain itu, salah satu masalah mendasar mengenai koalisi adalah minimnya insentif bagi partai yang menjadi oposisi. Dalam sistem politik saat ini, partai yang memilih berada di luar pemerintahan sering kali tidak mendapatkan keuntungan politik apa pun.

“Menjadi oposisi itu tidak mendapat insentif. Maka yang terjadi, semua partai ingin masuk pemerintahan. Ini membuat demokrasi kita kehilangan keseimbangan,” kata Firman.

Ia menilai, kehadiran pemilu lokal serentak sebenarnya bisa menjadi mekanisme alamiah untuk memberikan insentif bagi oposisi. Namun, pola tersebut tetap bergantung pada perilaku pemilih. 

“Pemilu lokal bisa menjadi ajang evaluasi terhadap pemerintahan nasional di tengah periode kekuasaan. Kalau kinerja pemerintah pusat buruk, oposisi bisa mendapatkan keuntungan di tingkat lokal,” jelasnya.

Firman menilai, pemilih di Indonesia sering kali belum bisa mengidentifikasi siapa yang layak untuk ‘dihukum’ atau diberi insentif politik ketika kinerja pemerintah tidak memuaskan, terutama jika koalisinya terlalu besar.

Firman juga menyinggung fenomena di beberapa negara lain, di mana pemilu lokal sering menjadi ‘referendum’ terhadap kinerja pemerintah nasional. Menurutnya, hal itu bagus jika bisa diterapkan di Indonesia. 

“Biasanya, kandidat yang terasosiasi dengan pemerintah pusat akan kalah di tingkat lokal jika publik tidak puas. Itu bentuk keseimbangan demokrasi yang sehat,” pungkasnya. (Dev/M-3)

Read Entire Article