Jadi intinya...
- Aktor Furry Setya (Mas Pur) berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan dari UPGRIS.
- Ia lulus S1 pada usia 42 tahun, membuktikan pendidikan tak mengenal usia.
- Skripsinya membahas estetika dan bahasa liris dalam puisi Apito Lahire.
Liputan6.com, Jakarta Furry Setya , dikenal publik lewat karakter “Mas Pur” di sinetron Tukang Ojek Pengkolan. Lama tak terlihat di layar kaca televisi, Furry kini resmi meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Ia menyelesaikan studi S1 pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dengan skripsi bertajuk “Estetika Fragmentaris dan Bahasa Liris dalam Puisi-Puisi Apito Lahire”.
Momen kelulusan ini terekam dalam serangkaian potret yang menunjukkan suasana sesudah dan saat ujian skripsi, lengkap dengan keterangan unggahan di akun miliknya serta tanggapan rekan dan warganet. Berikut rangkuman tiap momen sebagaimana tampak pada potret yang Anda bagikan.
Potret di Depan Logo Kampus
Pada potret pertama terlihat Furry Setya yang mengenakan jas biru tua dan inner putih berdiri di depan dinding bertuliskan “UPGRIS – Universitas PGRI Semarang”, dan ekspresi wajahnya menunjukkan kombinasi rasa lega serta bangga sebagaimana lazimnya mahasiswa yang baru saja menuntaskan proses sidang penentuan kelulusan.
Di usianya yang sudah menginjak kepala empat, Furry Setya menunjukkan jika Pendidikan tak mengenal usia. Lulus S1 di usia 42 tahun menjadi bukti jika kesempatan belajar tetap terbuka bagi siapa saja yang mau berusaha, meskipun harus berhadapan dengan keterbatasan waktu, energi, dan tanggung jawab keluarga maupun pekerjaan.
Foto Bersama Tim Penguji & Pendamping
Potret kedua memperlihatkan suasana kebersamaan di ruang sidang, ketika Furry Setya berdiri di tengah dengan map naskah di tangan, berbaris bersama sosok-sosok yang kemungkinan adalah penguji dan pendampingnya.
Dari unggahan Furry Setya ini, kita diajarkan bahwa kunci utama kesuksesan adalah konsistensi dan tekad untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai, meski butuh waktu panjang.
Potret Tengah Ujian Skripsi
Pada potret ketiga, suasana ruang sidang menunjukkan Furry Setya yang duduk di belakang laptop sementara layar menampilkan isi dari skripsinya yang, menggambarkan bagaimana ia memaparkan temuan analitis dari kajian sastra yang digarap dalam skripsi.
Gestur duduk yang fokus, posisi audiens yang berhadapan, serta tatanan kertas dan alat tulis di atas meja mengindikasikan sesi tanya-jawab dan verifikasi metodologis sedang berlangsung, sebuah fase krusial yang menuntut ketenangan dan penguasaan materi.
Ketenangan di Momen Krusial
Pada potret keempat, layar menampilkan judul skripsi “Estetika Fragmentaris dan Bahasa Liris dalam Puisi-Puisi Apito Lahire”, yang menegaskan fokus kajian pada aspek estetika dan gaya bahasa liris dalam karya penyair yang diteliti.
Tampak Furry Setya dengan tenang mencoba memulai dan memaparkan hasil analisisnya, meski setelah keluar dari ruangan ia mengaku deg-degan.