Yogyakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak pelajar untuk bijak mengelola uang serta berhati-hati terhadap berbagai bentuk penipuan yang belakangan ini marak dengan memanfaatkan platform daring.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyebut pelajar dan mahasiswa merupakan segmen prioritas dalam program literasi keuangan nasional.
"OJK melihat bahwa pelajar dan mahasiswa adalah segmen prioritas dalam program literasi. Mereka harus kita edukasi agar terhindar dari berbagai 'scam' dan mampu mengelola keuangannya dengan baik," ujar Friderica dalam kegiatan OJK dan LPS Mengajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta, Kota Yogyakarta, DIY, Senin.
Ia meyakini edukasi sejak dini dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara finansial dalam menghadapi tantangan ekonomi di era digital.
"Dengan begitu, mereka bisa menyiapkan masa depan yang lebih stabil dan mandiri," ucap dia.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) RI Prof. Anggito Abimanyu menambahkan kecerdasan finansial mesti dibangun sejalan dengan karakter dan kedisiplinan diri.
Menurut dia, pengelolaan uang bukan hanya soal kemampuan menghitung, tetapi juga tentang pengendalian diri dan kebiasaan hidup hemat.
"Kemenangan terbesar adalah menaklukkan diri sendiri. Termasuk dalam hal keuangan, kita harus bisa mengatur diri agar tidak bergantung pada hutang dan belajar menabung serta berinvestasi sejak dini," ujar Anggito.
Koordinator PPL SMA Negeri 3 Yogyakarta Sumaryoto menyebut kegiatan OJK dan LPS Mengajar tersebut memberi nilai tambah bagi siswa dalam membangun karakter disiplin dan kesadaran finansial.
"Kita patut bersyukur karena anak-anak tidak hanya mendapatkan pembelajaran akademis, tapi juga keterampilan hidup seperti pengelolaan keuangan," ujar dia.
Menurut Sumaryoto, OJK dan LPS berharap pelajar dapat memahami cara mengelola uang dengan bijak, mengenali produk keuangan yang aman, serta menghindari pinjaman online ilegal.
Edukasi tersebut diharapkan memperkuat ketahanan finansial generasi muda di tengah perkembangan ekonomi digital.
"Literasi keuangan bukan sekadar tentang uang, tabungan, atau investasi, tapi juga kemampuan menahan diri dari perilaku konsumtif dan berani merencanakan masa depan dengan disiplin," kata dia.
Baca juga: OJK terima 38.640 pengaduan melalui APPK
Baca juga: OJK selamatkan uang dari penipuan sebesar Rp376,8 miliar
Baca juga: OJK minta PUJK sesuaikan produk keuangan dengan kebutuhan masyarakat
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.