Mengintip Cara Berpikir IGK Manila

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Mengintip Cara Berpikir IGK Manila Lukas Benevides.(DOK PRIBADI)

FRIEDRICH Nietzsche (1844-1900), filsuf berkebangsaan Jerman, sering dijuluki orang gila karena berpikir lain dari angkatan zamannya bahkan para filsuf pendahulu. Ia menyambut julukan tersebut dengan riang gembira. Ia bahkan menulis dirinya ibarat seorang gila yang membawa obor di siang bolong untuk mencari Tuhan sambil berteriak-teriak, “Aku mencari Tuhan! Aku mencari Tuhan!” (The Gay Science, 1887).

Banyak orang tertawa melihat Nietzsche karena mengira dia gila. Padahal ia sedang mengolok mereka lantaran berikhtiar mencari Tuhan sebagai sumber nilai dan makna di dalam kehidupan masyarakat modern. Alih-alih mengira berpikir dan berada di jalan yang benar, banyak orang justru terindoktrinasi dan terpenjara di dalam ide-ide warisan masa lalu yang belum tentu benar. Atas dasar itu, Nietzsche lantas dilabel sebagai ateis.

Meskipun buah pikirnya ateistik, tidak berarti tidak ada hal menarik yang dapat dipelajari dari gagasan dan cara berpikir Nietzsche. Tulisan ini tidak berpretensi mengajak pembaca untuk menjadi ateis. Bahkan bukan gagasan Nietzsche yang ingin kita dalami, melainkan gaya berpikir Nietzsche yang anti-mainstream, genuine, dan menukik. IGK Manila persis berpikir a la Nietzschean.

Gaya Berpikir

Kekhawatiran terbesar Nietzsche adalah orang terkungkung di dalam pola pikir mayoritas dan warisan masa silam tanpa mencari tahu kekuatan rasionalitas dan kebenarannya. Disposisi semacam ini tidak hanya berada pada kalangan literasi rendah, tetapi terutama pada ilmuwan guru besar yang merasa berpuas diri dengan pencapaian akademik dan berhenti berpikir, lalu bangga tatkala dikutip orang.

Keprihatinan Nietzsche ini mungkin berlebihan karena tidak ada satupun orang yang bisa melepaskan diri dari jangkar historis (Gadamer, Truth and Method, 1960). Di dalam kosa kata Alfred North Whitehead, tidak ada hal yang baru selain catatan kaki terhadap Plato (Process and Reality, 1929). Cara hidup dan pola pikir kita kurang lebih terpengaruh trayektori yang sudah ada.

Nietzsche tentu pahami peran penting sejarah membentuk peradaban berpikir manusia. Ia justru memperkaya perbendaharaan warisan sejarah intelektual tersebut. Fokus Nietzsche bukan pada menegasikan peranan sejarah, melainkan benar tidaknya warisan sejarah. Menerima gagasan besar sejarah begitu saja justru akan membekukan teori menjadi doktrin dan ideologi. Kalangan ekstrimis dan otoriter biasanya lahir dari kelompok yang menerima dan percaya apapun begitu saja.

Lebih dalam, Nietzsche tidak pernah mengajak orang untuk mengikuti gagasannya, apalagi pribadinya. Ia menulis demikian, “Sekarang aku meminta kalian untuk meninggalkanku dan menemukan diri kalian sendiri; dan hanya ketika kalian semua telah menyangkal aku, barulah aku akan kembali kepada kalian” (Thus Spoke Zarathustra, 1892). Lagi, “Aku tidak mempunyai murid. Aku tidak ingin seorangpun mengadopsi ajaranku: cukuplah bila seseorang belajar untuk memanfaatkannya” (Ecce Homo, 1908).

Bagi Nietzsche, jika seseorang ingin mengadopsi gagasan dirinya, ia harus menolak pandangan Nietzsche. Pendek kata, menjadi seorang Nietzschean berarti melawan Nietzsche atau anti-Nietzschean. Nietzsche tidak menghendaki pandangannya dijadikan doktrin, tetapi sebagai pemantik untuk berpikir lain. Dengan kata lain, bukan pribadi atau ide Nietzsche yang diadopsi, melainkan cara berpikirnya yang mendobrak batas-batas tradisi lama.

Cara Berpikir IGK Manila

Gaya berpikir Nietzsche setali dua uang dengan cara hidup dan pikir seorang IGK Manila. Mantan Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) ini memang tidak menawarkan gagasan besar untuk membangun Indonesia sebagaimana para pemikir dan politisi sekelas Hatta dan Soekarno. Namun, ada yang patut diintip dari ‘Panglima Gajah’ ini. 

Meskipun dibentuk lama di dalam formasi militer, birokrasi, dan terjun langsung dalam dunia politik praktis, IGK Manila menolak mengikuti arus. Ia mencintai buku, suka membuat terobosan di berbagai bidang yang ia geluti, dan mendorong gagasan-gagasan baru tanpa mendikte bawahan atau membebek atasan.

IGK Manila lahir dari struktur masyarakat yang menganut strata sosial, dibesarkan dengan iman Hindu, dan dididik lama dalam militer dengan pendekatan “siap.” Namun, anak-anaknya ia beri kebebasan untuk beragama dan memilih pasangan hidup. Sebelum meninggal, ia memesan agar abu jenazahnya dilarungkan di Sungai Cikapundung Bandung, bukan di Bali. Selama menjabat Gubernur ABN, ia menjadikan stafnya teman diskusi, bukan bawahan dan bos. 

Opa Manila, panggilan akrabnya, menolak terlibat dalam politik transaksional, mendorong politik substansial, dan mengamalkan nilai kerja keras, loyalitas, dan integritas. Dalam beberapa kesempatan bincang politik santai, ia tegas mengatakan: punya banyak uang tidak menjadikan seseorang menang pemilu; Justru banyak yang rugi miliaran berkali-kali tanpa menginjakkan kaki di Senayan. Maka ia percaya, ada cara lain untuk memenangkan pertarungan politik. 

Apa strategi untuk memenangkan pertarungan politik? Ia tidak menawarkan satu pakem strategi definitif. Yang ia katakan ialah, “menurut saya, kita harus begini… begitu.” Dua hari sebelum ia menghembuskan nafas terakhir, Sabtu 16 Agustus, Opa Manila masih bertanya-tanya saat makan siang bersama: “Apa sistem demokrasi yang cocok untuk Indonesia?” Pertanyaan ini sudah ia geluti lama sampai ia wafat tanpa meninggalkan seuntai jawaban. 

Apakah IGK Manila tidak tahu jawabannya? Ia tentu memiliki pendapat. Namun bukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental ini yang ingin ia tinggalkan, melainkan cara berpikir. Opa Manila tidak mewariskan gagasan dan mendorong untuk menjadikannya sebagai doktrin hidup. Ia tidak berambisi menjadi teladan bagi banyak orang. Mayor Jenderal TNI (Purn) ini hanya mendorong orang untuk berpikir, bahkan berpikir lain dari dirinya. (I-3)

Read Entire Article