
KEBERHASILAN Pertamina kembali menembus Fortune Global 500 pada 2025 dinilai sebagai bukti bahwa BUMN tersebut telah menerapkan tata kelola (good corporate governance/GCG) dengan sangat baik.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai penerapan tata kelola yang baik di Pertamina, termasuk prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas, memang berdampak sangat positif terhadap kinerja keuangan Pertamina.
Melalui implementasi GCG, Pertamina juga dinilai mampu menerapkan berbagai inovasi seperti digitalisasi sehingga semakin baik dalam menjalankan transformasi bisnis berkelanjutan. ”Ya, tentu saja (karena penerapan transformasi bisnis dan inovasi). Intinya GCG Pertamina sudah berjalan dengan baik,” jelas Tauhid, hari ini.
Menurut Tauhid, capaian tersebut tentu sangat positif. Terlebih, Pertamina menjadi satu-satunya BUMN yang berhasil menembus Fortune Global 500 selama lebih dari satu dekade. Dalam konteks ini, Tauhid sepakat, kondisi tersebut sekaligus membuktikan kinerja keuangan Pertamina memang sangat teruji.
”Pertamina selalu ada pada posisi terbesar dan terdepan. Hal itu terlihat bahwa Pertamina juga menjadi penyumbang dividen terbesar kepada negara. Sektor energi memang paling menjanjikan, di luar perbankan. Kemudian, sektor telekomunikasi,” kata dia.
”Apalagi, pada 2024 pemerintah membayar utang-utang kepada Pertamina dalam pengadaan BBM subsidi sehingga otomatis juga terus meningkatkan performance Pertamina,” lanjutnya.
Sebelumnya, Majalah Fortune merilis Fortune Global 500. Pada pemeringkatan bergengsi tersebut, Pertamina mampu menduduki peringkat 171. Adapun untuk Fortune South East Asia 500, perusahaan portofolio Danantara Indonesia itu menduduki peringkat ketiga.
Dalam Fortune Global 500 itu, posisi Pertamina lebih tinggi dibandingkan dengan international oil company (IOC) lain. Perusahaan energi asal Spanyol, Repsol misalnya, berada pada posisi ke-260. Adapun ConocoPhillips berada pada urutan ke-245. Pada Fortune South East Asia 500, Pertamina yang menempati posisi ketiga, berada jauh di atas Petronas pada peringkat ke-44.
Capaian tersebut, jelas Tauhid, menunjukkan Pertamina memiliki daya saing tinggi di tingkat global. Dengan demikian diharapkan, investor tidak ragu berinvestasi di perusahaan pelat merah itu. ”Apalagi kebutuhan migas kita masih sangat tinggi,” pungkas Tauhid. (E-2)