INFO NASIONAL – Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Mardiono, mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa meneladani ajaran dan akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Utamanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Salah satu peristiwa yang patut dijadikan teladan menurut Mardiono ialah kisah ketika Rasulullah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq dicaci maki oleh seorang Arab Badui. “Dalam kisah itu, keteladanan Rasulullah relevan untuk dijadikan pedoman dalam menjaga harmoni kebangsaan,” kata dia, Jumat, 5 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Mardiono kemudian menceritakan kisah yang terdapat dalam hadis riwayat Imam Abu Dawud itu. Diceritakan ketika Nabi Muhammad SAW sedang berkunjung ke kediaman Abu Bakar Ashiddiq, tanpa disangka datang seorang Arab Badui dan memaki Abu Bakar Ashiddiq.
Orang Arab Badui tersebut untuk pertama kalinya mencaci dan mengolok-olok Abu Bakar dengan kasar, Abu Bakar pun tak menggubrisnya. Ia hanya diam dan tersenyum. Melihat sahabatnya dicaci maki namun tetap sabar dan tersenyum Nabi Muhammad SAW pun ikut tersenyum.
Menyaksikan sasarannya hanya menanggapi dengan senyuman, orang Arab Badui tersebut untuk yang kedua kalinya kembali mencaci maki Abu Bakar, dengan kata-kata yang lebih kotor dari sebelumnya. Menanggapi hal tersebut, Abu Bakar pun hanya bersabar dan diam. Nabi Muhammad SAW yang melihat perilaku Abu Bakar yang masih sabar pun ikut senang.
Namun, orang Arab Badui tersebut kembali mencaci Abu Bakar untuk ketiga kalinya dengan cacian dan makian yang lebih kasar. Menanggapi cacian itu, Abu Bakar pun tidak sabar lagi dan membalas cacian orang Arab Badui tersebut.
Menyaksikan sahabatnya turut terpancing emosi dan membalas kembali cacian orang Arab Badui, Nabi Muhammad SAW pergi meninggalkan Abu Bakar tanpa salam dan berpamitan. Abu Bakar kemudian mengejar Nabi Muhammad SAW dan bertanya, “Wahai Baginda Nabi, kenapa engkau tiba-tiba pergi?”
Nabi Muhammad SAW menjawab, “Ketika kamu dicaci maki orang Arab Badui tadi, dan kamu tetap diam dan bersabar, aku melihat malaikat datang mengelilingimu. Ketika dicaci untuk yang kedua kalinya dan kamu juga masih bersabar dan hanya membalas dengan diam, aku melihat jumlah malaikat yang datang mengelilingimu bertambah banyak.”
Nabi Muhammad SAW melanjutkan, “Namun ketika dicaci untuk yang ketiga kalinya dan kamu membalas cacian tersebut, aku melihat malaikat yang tadi berkumpul mengelilingimu pergi meninggalkanmu dan digantikan oleh iblis-iblis yang datang mengelilingimu, aku tidak bisa berkumpul dengan Iblis, oleh sebab itu aku memilih pergi meninggalkanmu.”
Mardiono mengatakan, sikap penuh kesabaran dan kebijaksanaan Rasulullah menjadi pelajaran penting bagi umat Islam dalam menyikapi perbedaan dan menghadapi ujian sosial. “Keteladanan Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa kebencian tidak boleh dibalas dengan kebencian. Justru dengan akhlak yang mulia, kita dapat menjaga persatuan dan menguatkan persaudaraan sesama anak bangsa,” ujar Mardiono.
Mardiono juga mengingatkan kader PPP, serta masyarakat secara luas, agar menjadikan nilai-nilai akhlak Rasulullah sebagai landasan dalam berkontribusi membangun Indonesia. “Serta mendukung program-program pemerintah demi tercapainya kesejahteraan bersama,” kata dia. (*)