Laba bersih PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencapai USD 28 juta atau sekitar Rp 461,6 miliar (kurs Rp 16.486 per Dolar AS) pada kuartal II 2025. Angka itu merosot 59 persen dari periode yang sama tahun lalu di USD 67 juta atau setara Rp 1,10 triliun.
“Dan di kuartal ke-II di tahun 2025 atau tahun ini PT Indo Tambangraya Megah berhasil membukukan laba bersih sebesar USD 28 juta atau menurun sebesar 58 persen dari kuartal sebelumnya atau menurun sebesar 59 persen dibandingkan kuartal ke-II di tahun lalu atau tahun 2024,” ujar Direktur Utama ITMG, Mulianto, saat Public Expose 2025 secara daring, Rabu (10/9).
Pendapatan perseroan pada kuartal II 2025 tercatat USD 437 juta, turun 9 persen dibanding kuartal I 2025 dan 22 persen lebih rendah dibanding kuartal II 2024.
Meski tertekan di sisi keuangan, kinerja operasional ITMG masih menunjukkan pertumbuhan. Sepanjang Januari-Juni 2025, produksi batubara mencapai 10,4 juta ton atau naik 12 persen year on year (yoy), sementara volume penjualan meningkat 8 persen menjadi 11,7 juta ton.
Dari total penjualan tersebut, 29 persen diekspor ke China, 27 persen diserap pasar domestik, 16 persen ke Jepang, dan sisanya 28 persen ke India, Filipina, Bangladesh, serta negara lain.
ITMG menargetkan penjualan 2025 sebesar 26,3-27,4 juta ton. Saat ini, 46 persen dari target sudah memiliki harga tetap (fixed price), 40 persen mengacu pada harga indeks, dan 14 persen sisanya belum terjual.
Dari sisi produksi, perusahaan mengoperasikan enam tambang dengan target tahunan 20,8-21,9 juta ton. Hingga pertengahan tahun, realisasi produksi sudah mencapai 47 persen target, dengan kontribusi terbesar berasal dari tambang Barinto Ekatama dan Indominco.
Selain itu, ITMG terus melanjutkan strategi diversifikasi energi. Semester I lalu, perseroan resmi membeli 9,6 persen saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (AKP) di sektor nikel, serta memperluas portofolio energi baru terbarukan melalui PT ITM Bhinneka Power dengan proyek tenaga surya berkapasitas kontrak 90 MWp di 14 provinsi.