Liputan6.com, Jakarta Saat ketombe datang, rasanya pasti menyebalkan sekali. Beragam cara diupayakan tapi tak kunjung berhasil. Lalu, harus bagaiman dong?
“Sering kali langkah pertama dalam mengatasi ketombe adalah menggunakan produk bebas yang dijual di pasaran. Namun, dalam kasus tertentu, pasien mungkin membutuhkan obat dengan resep dokter,” jelas American Academy of Dermatology (AAD) mengutip laman Health.
Ketombe umumnya dapat diatasi dengan sampo antiketombe yang mengandung bahan antijamur dan antiinflamasi.
Bahan yang sering digunakan misalnya zinc pyrithione, selenium sulfide, coal tar, salicylic acid, hingga tea tree oil. Produk ini dapat membantu meredakan gatal, iritasi, dan mengurangi pengelupasan kulit kepala. Meski begitu, jika sampo antiketombe biasa tidak menunjukkan hasil, dokter dapat meresepkan perawatan yang lebih kuat.
Menurut data MedlinePlus, sampo dengan ketoconazole 2% sering direkomendasikan. Jika ada peradangan hebat, bisa juga diberikan kortikosteroid topikal.
Selain obat, perubahan gaya hidup dan pola makan juga berperan penting. Diet kaya buah, sayur, dan rendah makanan olahan diketahui dapat mendukung kesehatan kulit kepala.
Perawatan dengan Produk Over-the-Counter (OTC)
Produk antiketombe yang dijual bebas di pasaran biasanya menjadi langkah pertama untuk mengatasi masalah ketombe.
Menurut American Academy of Dermatology (AAD), banyak produk OTC (tanpa resep dokter) memiliki kandungan yang dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri, menenangkan peradangan, serta mengurangi rasa gatal dan pengelupasan.
Beberapa bahan populer antara lain:
- zinc pyrithione yang berfungsi sebagai antimikroba
- selenium sulfide untuk mengurangi infeksi dan rasa gatal
- salicylic acid yang membantu mengangkat sel kulit mati.
Penggunaan produk ini harus sesuai petunjuk, karena ada sampo yang bisa dipakai setiap hari, sementara yang lain sebaiknya digunakan beberapa kali seminggu.
Kapan Ketombe Harus Menggunakan Obat Resep Dokter?
Jika penggunaan sampo OTC tidak cukup, dokter biasanya merekomendasikan obat dengan dosis lebih kuat. Salah satu yang sering dipakai adalah sampo antijamur dengan ketoconazole 2%.
Pada kasus peradangan parah, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid topikal seperti fluocinolone, atau bahkan obat imunosupresif seperti tacrolimus (Protopic) atau pimecrolimus (Elidel).
Obat-obatan ini bekerja dengan menekan aktivitas sistem imun sehingga mengurangi kemerahan, rasa gatal, dan pengelupasan.
Meski efektif, penggunaan obat resep harus dalam pengawasan ketat karena risiko efek sampingnya lebih tinggi dibanding produk OTC. Oleh karena itu, konsultasi medis tetap penting agar pasien mendapatkan perawatan yang tepat sesuai kondisi kulit kepalanya.
Peran Gaya Hidup dan Pola Makan Sehat
Selain perawatan medis, perubahan gaya hidup juga berkontribusi besar dalam mengatasi ketombe. Menurut panduan dari U.S. Department of Veterans Affairs, pola makan ala Mediterania yang kaya akan buah, sayur, serta membatasi makanan olahan dan gula dapat membantu mengurangi peradangan kulit.
Mengurangi konsumsi makanan berbasis ragi atau jamur seperti roti, keju, dan bir juga bisa membantu mengendalikan ketombe.
Aktivitas hidup sehat seperti mengelola stres, menjaga kebersihan rambut, dan tidak terlalu sering menggunakan produk styling juga dapat mendukung kesehatan kulit kepala.