PRESIDEN Prabowo Subianto duduk di sebelah Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya ketika menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis malam, 4 September 2025. Prabowo tidak duduk di sebelah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Pantauan di YouTube Sekretariat Presiden, Prabowo mengenakan kemeja koko putih dan berpeci hitam duduk di saf paling depan. Di sebelah kiri Prabowo, duduk Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Sedangkan di sebelah kanan Prabowo, duduk Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Teddy dan Sjafrie mengenakan baju koko putih dan peci hitam.
Sementara itu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berada di sebalah kiri Teddy. Putra sulung mantan presiden Jokowi itu mengenakan kemeja batik cokelat. Gibran tidak langsung duduk di sebelah Prabowo.
Mereka mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 dengan tema "Tingkat Kenegaraan, Ekoteologi: Keteladanan Nabi Muhammad SAW untuk Kelestarian Bumi dan Negeri". Prabowo khidmat menyimak penjelasan yang disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
“Mari kita merawat cinta kasih dalam diri dan Insyaallah itu yang menjanjikan kebahagiaan. Terima kasih sekali lagi Bapak Presiden dan Bapak Wapres. Dan sebentar lagi, Bapak/Ibu sekalian, mari kita membaca surat Al-Fatihah untuk kedamaian bangsa Indonesia. Semoga kita mendapatkan kedamaian,” ujar Nasaruddin.
Adapun Imam Masjid Istiqlal Husni Ismail menutup acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H dengan memimpin doa serta mengajak semua umat saling menjaga guna kelestarian alam dan kedamaian sesama umat.
“Semoga selawat serta puncak keagungan dan kami semua umat-Nya wahai Tuhan Yang Maha Kasih, Maha Suci, alam ciptaanmu bukan sumber daya yang dieksploitasi, bumi pertiwi yang harus kami pelihara lestari ajaran dan titah Nabi yang wajib kami teladani. Semoga rahmat dan rida-Mu selalu menyertai. Tuntun bangsa kami menuju keadaan yang Engkau cintai, Engkau ridai,” ujarnya.
Malam itu pula, sejumlah organisasi mahasiswa menyampaikan beberapa tuntutan kepada Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 4 September 2025. Mereka berharap tuntutan itu disampaikan kepada Presiden Prabowo.
Koordinator Media Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan Pasha Fazillah Afap meminta Prabowo segera membentuk tim investigasi dugaan makar selama demonstrasi di Jakarta dan berbagai daerah. BEM SI Kerakyatan juga meminta pemerintah segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset.
"Kami menuntut Prabowo segera membentuk tim investigasi terkait dengan dugaan makar," katanya di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 4 September 2025.
Belasan organisasi mahasiswa dipanggil Prabowo ke Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 5 September 2025. Pertemuan itu dilakukan setelah gelombang demonstrasi sejak 25 Agustus 2025 berakhir dengan kerusuhan dan menyebabkan kematian setidaknya 10 orang dari masyarakat sipil.
Gelombang demonstrasi di Jakarta dan berbagai wilayah Indonesia bermula pada Senin, 25 Agustus 2025. Massa aksi mendatangi Kompleks Parlemen untuk memprotes besaran tunjangan anggota DPR. Namun gelombang demonstrasi yang bergulir berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan di berbagai lokasi di Indonesia.
Pada 28 Agustus 2025, massa dari kelompok buruh dan mahasiswa kembali menggeruduk DPR. Demonstrasi di depan gerbang utama kompleks DPR/MPR ini berlangsung ricuh. Puncaknya, ketika kendaraan taktis Brigade Mobil atau Brimob melindas Affan Kurniawan, 21 tahun, seorang pengemudi ojek online di kawasan Rumah Susun Bendungan Hilir II, Jakarta Pusat.
Kematian Affan menyulut kemarahan publik. Para pengemudi ojek online seketika ramai-ramai mengepung Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya di Kwitang, Jakarta Pusat. Aksi berlangsung sampai keesokan harinya dan meluas hingga ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Bandung, Makassar, dan Surabaya.