
JEC Eye Hospitals and Clinics meraih skor tertinggi dalam Top Brand Award 2025 untuk kategori rumah sakit mata dengan perolehan Top Brand Index (TBI) sebesar 43 persen. Angka tersebut unggul dibandingkan merek lain di kategori serupa.
Top Brand Award diselenggarakan oleh Frontier Group bekerja sama dengan Majalah Marketing berdasarkan survei konsumen di 15 kota besar Indonesia. Sebanyak 12.000 responden dilibatkan melalui wawancara langsung dan survei daring. Penilaian mengacu pada tiga indikator: Top of Mind Share (merek pertama yang diingat), Top of Market Share (merek yang paling banyak digunakan), dan Top of Commitment Share (merek yang paling ingin digunakan kembali di masa depan).
Penghargaan diserahkan di Jimbaran, Bali, dan diterima oleh Titin Prihatiningsih, Director of Human Capital & General Affair JEC. Titin mengatakan bahwa skor ini mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap layanan JEC, meskipun tetap menjadi tanggung jawab pihaknya untuk mempertahankan standar layanan.
“Pencapaian ini adalah pengakuan publik yang harus kami jaga. Kami berkomitmen untuk terus mengutamakan keselamatan pasien, membangun kepercayaan, dan mengembangkan inovasi di bidang kesehatan mata,” kata Titin, melalui keterangannya, Rabu (13/8).
Berdiri lebih dari empat dekade, JEC mengoperasikan lima rumah sakit mata dan sebelas klinik utama di 13 kota, termasuk Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Bali. Perusahaan mencatat telah melakukan lebih dari 250.000 operasi katarak dan 150.000 tindakan koreksi penglihatan dengan teknologi LASIK dan SMILE. JEC juga menjadi salah satu perintis penggunaan teknologi SMILE PRO di Asia Tenggara pada 2022.
Direktur Pengembangan dan Pendidikan JEC, Prof Tjahjono D. Gondhowiarjo, menyebut penghargaan ini sebagai dorongan untuk tetap berkontribusi pada perkembangan oftalmologi di Indonesia. “Kami ingin tetap menjadi pusat layanan sekaligus pendidikan dan riset di bidang kesehatan mata,” ujarnya.
Penyelenggara Top Brand Award menegaskan bahwa hasil survei ini merupakan gambaran persepsi konsumen pada periode penelitian, dan tidak menjadi satu-satunya tolok ukur kualitas pelayanan rumah sakit. (E-4)