Moskow (ANTARA) - Gerakan Palestina Hamas mengatakan keputusan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak membuka penyeberangan Rafah merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Jelas melanggar syarat perjanjian gencatan senjata dan mengabaikan komitmen yang telah disepakati dengan para pihak yang menjadi penengah dan penjamin kesepakatan,” demikian pernyataan Hamas pada Sabtu.
Sebelumnya, Kantor Netanyahu dalam pernyataan di platform X mengumumkan bahwa penyeberangan Rafah di perbatasan Gaza-Mesir akan tetap ditutup “hingga pemberitahuan lebih lanjut”.
Pihaknya menyebut pembukaan kembali perlintasan itu akan dipertimbangkan sesuai pelaksanaan kesepakatan oleh Hamas, termasuk pemulangan jenazah sandera dan penerapan kerangka perjanjian yang telah disetujui.
Rafah semula dijadwalkan dibuka kembali pada Rabu sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober. Namun, keputusan terbaru Israel memperpanjang penutupan penyeberangan yang telah berlangsung sejak pasukan mereka mengambil alih sisi Palestina di perbatasan Rafah pada Mei 2024.
Kedutaan Besar Palestina di Kairo menyatakan bahwa penyeberangan Rafah akan dibuka mulai Senin (20/10) untuk memungkinkan warga Palestina yang tinggal di Mesir kembali ke Gaza sesuai mekanisme koordinasi yang telah ditetapkan.
Kedutaan juga mengimbau warga yang ingin kembali agar mendaftarkan data mereka melalui aplikasi daring yang ditentukan dan akan diberitahu kemudian mengenai tanggal serta titik kumpul sebelum menuju penyeberangan tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dalam perjanjian yang dimediasi Amerika Serikat (AS), Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel dan menyerahkan jenazah 11 lainnya dengan balasan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina.
Kesepakatan itu disusun berdasarkan rencana Presiden AS Donald Trump yang mencakup rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.
Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 68.116 orang dan melukai 170.200 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.
Sumber: Sputnik/Anadolu
Baca juga: Hamas: Penutupan Rafah bisa tunda penyerahan jasad sandera Israel
Baca juga: Hamas Berkomitmen Laksanakan Gencatan Senjata dan Rekonstruksi Gaza
Baca juga: IMF siap berkoordinasi dengan organisasi internasional bangun Gaza
Penerjemah: Aria Ananda
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.