
Inilah fakta tentang berbagai fenomena suara yang kini tengah mengemuka, termasuk soal sound horeg hingga proses adapatasi pada telinga manusia. Sound horeg yang banyak dimainkan di Jawa Timur menjadi isu sosial hingga kesehatan.
Ada frekuensi, ada volume
Saat membahas suara, terdapat dua aspek yaitu frekuensi dan volume. Frekuensi menentukan nada suara (tinggi atau rendah), sedangkan volume menentukan kenyaringan suara (keras atau pelan). Keduanya saling mempengaruhi persepsi kita terhadap suara, di mana frekuensi yang sama bisa terdengar berbeda tingkat kekerasannya tergantung intensitasnya, dan volume yang sama bisa terdengar berbeda nada tergantung frekuensinya.
Sound horeg maksimalkan frekuensi
Pakar audio David Klein Karnadi yang juga pendiri Lembaga Pendidikan David Klein yang berfokus pada pengajaran audio, dalam podcast
Promedia Innovative Solution menyatakan, pelaku sound horeg lazimnya menggunakan 20 peranti frekuensi dan 4 alat pengeras suara. Kondisi itu menghasilkan bunyi yang sampai di telinga "rrrr," hingga kemudian muncul sebutan sound horeg.
Kendati begitu, seorang warga di sosial media menunjukkan indikator 136 desibel, jauh melebihi ketentuan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 yang menetapkan baku mutu kebisingan untuk kawasan permukiman dan usaha atau kegiatan. Peraturan ini juga mengatur kewajiban penyesuaian bagi usaha atau kegiatan yang telah beroperasi untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan baku mutu tersebut. Aturan itu menyebutkan batasan 55 desibel untuk wilayah pemukiman.
Perhatian khusus pada sound horeg juga dapat ditinjau dari aturan WHO, angka 136 desibel itu hanya boleh didengarkan manusia 0,4 detik, sehingga dikuatirkan paparan suara itu akan berpengaruh negatif pada kesehatan manusia.
Manusia akan menyesuaikan dengan tingkat kebisingan
Telinga manusia akan menyesuaikan dengan tingkat kebisingan di sekitarnya. Sehingga, jika di awal seseorang tidak dapat tidur karena mendengar suara bising dari lalu lintas atau keluarganya yang mendengkur, pada kurun waktu tertentu bisa saja ia bisa mentoleransi kebisingan tersebut.
Isu kebisingan dan bisnis wisata
Hotel bintang lima lazimnya mensyaratkan batas maksimal kebisingan. Namun kini beberapa hotel di wilayah Jakarta mengeluhkan, kendati telah melengkapi infrastrukturnya dengan peredam, tetap saja kebisingan terdengar ke dalam ruangan hotel. Penyebabnya, knalpot kendaraan dan kemacetan lalu lintas.
David Klein Karnadi akan membagikan pemahaman terkait sound horeg dalam kaitannya dengan rekayasa suara pada PRO AVL Indonesia 2025, pameran sound system, audio video, pencahayaan dan penyiaran. Pameran akan diselenggarakan pada 9–11 Oktober 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.
Sebanyak 60 perusahaan akan mengikuti pameran, berasal dari 10 negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Tiongkok, Singapura, Malaysia, Thailand, Inggris, serta Jepang. Ada pula seminar bertema “Basic Professional Audio Knowledge” serta “Audio for Broadcast (Streaming/Podcast)” yang direkomendasikan buat mereka yang ingin mengembakan bisnis streaming dan podcast. (X-8)