Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba-tiba mengecam kelompok perjuangan Palestina, Hamas. Hal ini terkait video sandera Israel.
Mengutip AFP, Rabu (6/8/2025), Trump menyatakan rasa muaknya atas video Hamas yang menampilkan sandera Israel kurus kering, Evyatar David. Dalam video, David diyakini sedang berusaha menggali kuburannya sendiri.
"Ini mengerikan, dan saya harap banyak orang bisa melihatnya," kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.
"Seburuk apa pun itu, karena menurut saya ini hal yang mengerikan," ujarnya.
Sejak Kamis, Hamas dan sekutunya, Jihad Islam, telah merilis tiga klip yang menunjukkan dua sandera Israel. Bukan hanya David, ada pula Rom Braslavski yang tampak kurus kering setelah hampir 22 bulan ditawan.
Braslavski yang berusia 21 tahun, merupakan seorang warga negara ganda Jerman-Israel. David sendiri berusia 24 tahun.
Video-video tersebut merujuk pada kondisi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Di mana para ahli yang dimandatkan PBB telah memperingatkan bahwa "kelaparan sedang terjadi".
Video itu telah memicu reaksi keras di antara warga Israel. Seruan baru untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera tanpa penundaan muncul.
"Perdana Menteri (PM Benjamin Netanyahu) menyatakan keterkejutan yang mendalam atas materi yang didistribusikan oleh organisasi teror Hamas dan Jihad Islam Palestina, dan memberi tahu keluarga bahwa upaya untuk memulangkan semua sandera kami sedang berlangsung, dan akan terus berlanjut secara konstan dan tanpa henti," bunyi pernyataan dari kantor Netanyahu yang dirilis Sabtu malam.
Akhir pekan kemarin, puluhan ribu orang telah berunjuk rasa di pusat pesisir Tel Aviv. Ini untuk mendesak pemerintah Netanyahu agar membebaskan para sandera yang tersisa.
Sebelumnya blokade terhadap bantuan, termasuk makanan dilakukan Israel. Hal ini membuat sejumlah negara dunia bereaksi karena ancaman kelaparan yang menghantui, yang berhasil membuat Israel membuka aksesnya.
Hamas juga menegaskan sandera Israel tidak akan menerima "hak istimewa khusus" apa pun. Termasuk dalam hal makanan yang mereka terima dibandingkan dengan penduduk Gaza lainnya.
"(Hamas) tidak sengaja membuat para tawanan kelaparan, tetapi mereka makan makanan yang sama dengan yang dimakan oleh para pejuang kami dan masyarakat umum," tulis sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, dalam sebuah pernyataan.
"Mereka tidak akan menerima hak istimewa apa pun di tengah kejahatan kelaparan dan pengepungan," tambahnya.
Perang Israel di Gaza dimulai sejak Oktober 2023. Operasi genosida Israel telah menewaskan sedikitnya 60.430 orang, sebagian besar warga sipil.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga Palestina Tiba-Tiba Demo Tolak Hamas di Gaza, Ada Apa?