Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyoroti pentingnya transisi hijau sebagai kebutuhan mutlak bagi keberlanjutan industri dan ekonomi.
Menurut Agus, sebagai motor penggerak ekonomi nasional dengan kontribusi 16,92 persen terhadap Product Domestic Bruto (PDB) nasional pada kuartal II 2025, industri membutuhkan transformasi hijau. Sebab permasalahan industri saat ini adalah peningkatan emisi yang dihasilkan.
“Transisi transformasi industri menjadi industri hijau adalah merupakan sebuah kebutuhan mutlak untuk bukan hanya keberlanjutan sektor industri, tapi juga keberlanjutan ekonomi secara utuh dan juga keberlanjutan hidup bangsa dan negara kita,” tutur Agus dalam gelaran kumparan Green Initiative Conference (GIC) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (18/9).
Dengan demikian, Agus berharap nantinya seluruh praktik dalam kekuatan usaha sektor manufaktur sudah harus mengedepankan prinsip berkelanjutan.
Masalah Klasik Transformasi Industri Hijau
Agus juga membeberkan permasalahan klasik pemerintah dalam mempercepat transformasi industri menuju industri hijau. Agus menyebut selama ini karena ada dikotomi antara cost dan investment, biaya atau investasi, biaya atau investasi.
“Ini yang menjadi PR dari kami dan pemerintah bahwa transformasi proses produksi menjadi yang ramah lingkungan itu sebetulnya bukan merupakan biaya, sebetulnya itu merupakan sebuah investasi yang tidak lain akan menguntungkan atau akan bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan paling tidak dalam jangka menengah apalagi dalam jangka panjang,” jelasnya.
Dalam hal ini Agus menekankan Kemenperin terus mencari solusi dan terobosan-terobosan kebijakan dalam upaya transformasi hijau sektor industri ini. Dia memastikan pemerintah terus hadir agar transformasi hijau tidak sepenuhnya membebani perusahaan industri.