ilustrasi(freepik)
DALAM keberagaman ekosistem alam, setiap makhluk hidup tidak dapat berdiri sendiri dan selalu menjalin hubungan dengan organisme lain untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu bentuk interaksi biologis yang paling menarik untuk dipelajari adalah simbiosis komensalisme. Berbeda dengan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau hubungan parasit yang merugikan salah satu pihak, interaksi ini menawarkan perspektif unik tentang keseimbangan alam di mana satu organisme mendapatkan manfaat sementara organisme lainnya tidak merasa dirugikan maupun diuntungkan.
Pengertian Simbiosis Komensalisme
Secara etimologi, istilah komensalisme berasal dari bahasa Latin 'com' yang berarti bersama, dan 'mensa' yang berarti meja. Jika diterjemahkan secara harfiah, ini bermakna 'makan di meja yang sama'. Dalam konteks biologi, simbiosis komensalisme didefinisikan sebagai interaksi antara dua makhluk hidup dari spesies yang berbeda, di mana satu organisme (disebut komensal) memperoleh keuntungan—baik itu makanan, tempat berlindung, atau sarana transportasi—sedangkan organisme lainnya (inang) tidak mendapatkan pengaruh apapun, alias netral.
Penting untuk dipahami bahwa dalam hubungan ini, pihak inang tidak mengalami kerugian seperti kerusakan jaringan tubuh atau kehilangan nutrisi, namun juga tidak mendapatkan manfaat langsung dari keberadaan si komensal. Hubungan ini murni bersifat satu arah dalam hal distribusi keuntungan.
Ciri-Ciri Utama Simbiosis Komensalisme
Untuk membedakan jenis simbiosis ini dengan interaksi biologis lainnya seperti mutualisme atau parasitisme, terdapat beberapa karakteristik spesifik yang perlu diperhatikan:
- Keuntungan Sepihak: Hanya satu organisme yang mendapatkan manfaat (nutrisi, perlindungan, atau lokomosi).
- Pihak Lain Netral: Organisme inang tidak terganggu, tidak sakit, tidak mati, namun juga tidak bertumbuh lebih baik karena interaksi tersebut.
- Ketergantungan Sementara atau Permanen: Hubungan ini bisa bersifat sesaat (fakultatif) atau menetap selamanya (obligat) tergantung pada kebutuhan organisme komensal.
- Tidak Menyebabkan Kerusakan: Berbeda dengan parasit, komensal tidak mengambil jaringan tubuh atau sari makanan dari dalam tubuh inang secara destruktif.
Contoh Simbiosis Komensalisme pada Hewan
Di dunia fauna, interaksi ini sering terjadi terutama terkait dengan kebutuhan akan perlindungan dan transportasi. Berikut adalah contoh-contoh populernya:
1. Ikan Remora dan Ikan Hiu
Ini adalah contoh klasik yang paling sering dikutip. Ikan remora memiliki semacam alat penghisap di kepalanya yang memungkinkannya menempel pada tubuh ikan hiu. Dengan menempel, ikan remora mendapatkan sisa-sisa makanan yang berjatuhan saat hiu makan, serta mendapatkan perlindungan dari predator lain yang takut pada hiu. Bagi ikan hiu sendiri, keberadaan remora tidak mengganggu pergerakannya dan tidak memberikan keuntungan apa pun.
2. Udang dan Timun Laut
Udang kecil sering kali terlihat menunggangi atau berada di dekat timun laut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sisa makanan yang dimakan oleh timun laut. Timun laut yang berukuran lebih besar tidak merasa terganggu dengan keberadaan udang kecil tersebut, menjadikannya contoh interaksi netral yang sempurna.
3. Katak dan Pepohonan
Katak sering menggunakan daun atau bagian pohon yang rimbun sebagai tempat berteduh dari hujan badai atau panas matahari, serta tempat bersembunyi dari predator. Pohon tersebut tidak mendapatkan manfaat dari katak, namun juga tidak dirugikan karena katak tidak memakan bagian pohon tersebut.
Contoh Simbiosis Komensalisme pada Tumbuhan
Pada dunia flora, hubungan ini biasanya berkaitan dengan upaya mendapatkan sinar matahari atau nutrisi dari udara, bukan mencuri nutrisi inang.
1. Anggrek dan Pohon Mangga
Tanaman anggrek sering ditemukan menempel pada batang pohon mangga atau pohon besar lainnya. Anggrek melakukan ini agar posisinya lebih tinggi sehingga bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk fotosintesis serta menyerap uap air dari udara. Akar anggrek tidak menembus batang pohon mangga untuk menyerap sari makanan, sehingga pohon mangga tidak dirugikan sama sekali.
2. Tumbuhan Paku Tanduk Rusa dan Inangnya
Sama halnya dengan anggrek, paku tanduk rusa adalah tanaman epifit yang menempel pada pohon lain. Mereka hidup mandiri dalam mencari nutrisi dan hanya meminjam 'tempat tinggal' pada dahan pohon inang. Inang tetap tumbuh normal tanpa gangguan.
3. Sirih dan Tumbuhan Inangnya
Tanaman sirih dikenal tumbuh merambat mengikuti tanaman inangnya untuk mendapatkan paparan sinar matahari yang lebih baik. Meskipun menempel, sirih tidak menyerap nutrisi dari inangnya, melainkan mencari makanannya sendiri melalui akarnya yang berada di tanah atau akar gantung.
Perbedaan dengan Mutualisme dan Parasitisme
Agar pemahaman semakin komprehensif, berikut adalah perbandingan singkat antara ketiga jenis simbiosis utama:
- Mutualisme: Kedua belah pihak sama-sama untung (contoh: lebah dan bunga).
- Parasitisme: Satu pihak untung, pihak lain (inang) dirugikan bahkan bisa mati (contoh: benalu dan pohon inang, atau nyamuk dan manusia).
- Komensalisme: Satu pihak untung, pihak lain tidak untung dan tidak rugi.
Memahami simbiosis komensalisme membantu kita mengapresiasi betapa kompleksnya cara alam bekerja. Tidak semua interaksi harus bersifat transaksional (saling untung) atau eksploitatif (merugikan). Alam menyediakan ruang bagi makhluk hidup untuk saling berdampingan dalam harmoni tanpa harus saling menjatuhkan.
(P-4)

21 hours ago
5






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381302/original/077708900_1760500278-iphone_lazadaa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5372910/original/069895800_1759804328-CampfireCookinginAnotherWorld_S2_Teaser_16x9_3840x2160.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379938/original/084405000_1760409684-1_MODENA_berbagi_inovasi_untuk_mendorong_gaya_hidup_berkelanjutan_dalam_Indonesia_International_Sustainability_Forum_2025.jpg)
English (US) ·