Istanbul (ANTARA) - Memperingati satu tahun jatuhnya rezim diktator Suriah Bashar Al Assad, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa organisasi dunia itu tetap "sepenuhnya berkomitmen" menyukseskan transisi lewat kerja sama dengan rakyat Suriah.
"Hari ini menandai satu tahun jatuhnya pemerintahan Assad dan berakhirnya sistem penindasan yang telah berlangsung selama beberapa dekade," kata Guterres dalam pernyataannya pada Minggu.
Dia menyampaikan penghormatan atas ketangguhan dan keberanian rakyat Suriah, "yang tak pernah berhenti menjaga asa meski menghadapi penderitaan yang tak terbayangkan."
Dia juga menyebut hari itu sebagai momentum untuk menghormati pengorbanan mereka dan memperbarui aspirasi yang mendorong "perubahan bersejarah."
Guterres mengatakan fase yang akan dihadapi bukan sekadar transisi politik, melainkan kesempatan untuk membangun kembali "masyarakat yang hancur" dan "menyembuhkan perpecahan mendalam."
"Ini kesempatan untuk membangun sebuah negara di mana setiap orang Suriah — tanpa memandang etnis, agama, gender, atau afiliasi politik — dapat hidup dengan aman, setara, dan bermartabat," kata dia.
Guterres menambahkan bahwa setahun terakhir menunjukkan bahwa perubahan bermakna bisa terwujud ketika rakyat Suriah diberdayakan dan didukung untuk memimpin transisi mereka sendiri, seraya menegaskan tantangan ke depan "tidaklah mustahil untuk diatasi."
Meski kebutuhan kemanusiaan di Suriah "masih sangat besar," Guterres mencatat adanya kemajuan dalam pemulihan layanan penting, perluasan akses bantuan kemanusiaan, dan penciptaan jalur pemulangan bagi para pengungsi dan warga yang terlantar.
"Masyarakat internasional harus berdiri teguh mendukung transisi yang dipimpin dan dimiliki rakyat Suriah ini," katanya. "Termasuk memastikan penghormatan terhadap kedaulatan Suriah, menghapus hambatan rekonstruksi, mendanai seruan kemanusiaan, dan mendorong pembangunan ekonomi."
"Pada peringatan ini, kita berdiri dalam satu tujuan — membangun fondasi perdamaian dan kemakmuran, serta memperbarui janji kita bagi Suriah yang bebas, berdaulat, bersatu, dan inklusif," kata Guterres.
Suriah menjalani satu tahun pemerintahan tanpa rezim Assad, yang membuka era baru yang transformatif.
Pada 8 Desember 2024, kekuasaan berdarah Partai Baath, yang berkuasa sejak 1963, runtuh ketika Damaskus direbut dan Assad melarikan diri ke Rusia.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Utusan PBB peringatkan memburuknya iklim politik di Suriah
Baca juga: PBB: Lebih dari 145.000 orang mengungsi akibat konflik Suwayda, Suriah
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

3 hours ago
1






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381302/original/077708900_1760500278-iphone_lazadaa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5372910/original/069895800_1759804328-CampfireCookinginAnotherWorld_S2_Teaser_16x9_3840x2160.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379938/original/084405000_1760409684-1_MODENA_berbagi_inovasi_untuk_mendorong_gaya_hidup_berkelanjutan_dalam_Indonesia_International_Sustainability_Forum_2025.jpg)
English (US) ·