Saya Mungkin Miskin! Tetapi Tidak Seperti yang Anda Pikirkan

6 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Generate with Gemini 2.5 Pro

Beberapa waktu lalu, akibat konten viral TikTok, saya terkaget dengan metode baru penentuan garis indikator kemiskinan ala salah satu anak bangsa Indonesia. Selama ini kita terbiasa membaca hasil survei BPS, laporan Bank Dunia, atau hitungan gini ratio yang bikin kepala pening. Rupanya semua itu terlalu ilmiah, terlalu banyak tabel, terlalu banyak grafik. Sekarang ada cara yang jauh lebih praktis dan instan. Tidak perlu lagi hitungan harga beras atau upah minimum, cukup identifikasi empat sifat ini, maka Anda akan mengenali apakah diri Anda miskin atau tidak?

Saya kira metode ini sungguh revolusioner. Negara bisa menghemat miliaran rupiah dengan mengabaikan riset dan survei. Tak perlu lagi ribet mendata harga kebutuhan pokok atau menghitung indeks pembangunan manusia.

Kemudian bagi para akademisi, Anda tidak perlu lagi merujuk pada teori para ekonom dunia untuk menulis laporan ratusan halaman tentang kemiskinan global. Abaikan teori Karl Marx, barangkali mereka pada masa hidupnya belum menemukan jurus ini.

Ilustrasi malas. Foto: FeriDhaniHasri/Shutterstock

Ciri pertama orang miskin katanya adalah malas. Mari kita lihat seberapa malas mereka. Di dekat tempat saya tinggal, ada petani yang setelah usai subuh “mruput” begitu kata orang desa, mulai berjalan ke sawah, lalu mereka menunduk berjam-jam di bawah matahari dan kemudian pulang dengan upah lima puluh ribu rupiah.

Selanjutnya, saya juga melihat pedagang sayur naik motor klasik, berangkat sejak pukul tiga pagi, berkeliling kampung sambil berteriak “yuuur, sayuuur”, dan sore harinya ia mendapatkan keuntungan yang rata-rata tidak sampai seratus ribu.

Begitu juga dengan buruh harian alias “tukang manjing”, yang pekerjaannya mengaduk semen, ciri-ciri mereka adalah tangan pecah-pecah, lalu menerima bayaran rata-rata seratus atau seratus lima puluh ribu, maksimal.

Begitulah potret kemalasan orang yang penghasilannya sekitar 100-150 ribu perhari. Jika yang dimaksud orang miskin malas ini adalah kategori ini, maka itulah definisi “malas” dalam keseharian orang miskin yang biasanya saya lihat. Tetapi, jika ternyata yang dimaksud yang berpenghasilan sepuluh ribu perhari, saya belum tahu ciri-cirinya.

Artinya, jika—kalau malas memang benar penyebab kemiskinan “orang berpenghasilan 100-150 di atas”—mungkin mereka yang duduk di ruang dingin berjam-jam dan tidak berkeringat sama sekali, harusnya sudah jatuh miskin sejak dulu. Nyatanya, justru mereka yang paling malas bergerak sering kali rekeningnya paling sehat.

Ilustrasi dompet kosong karena boros saat berbelanja. Foto: Shutter Stock

Ciri kedua orang miskin katanya adalah boros. Mari kita coba perhatikan seperti apa boros itu dalam kehidupan sehari-hari. Saya sering melihat ibu-ibu di warung tetangga membeli cabai, bawang, dan tempe dengan uang receh yang sudah dilipat-lipat. Ada juga bapak-bapak yang tiap sore mampir membeli rokok ketengan, sebatang dua batang, karena membeli sebungkus saja akan menguras dompetnya.

Di pasar pun juga demikian, banyak pedagang sayur yang bercerita bahwa pembeli seringkali datang hanya untuk menawar seikat kangkung dan minta potongan harga seribu rupiah. Bagi orang lain jumlah itu tidak seberapa, tetapi bagi mereka yang dompetnya tipis, seribu rupiah bisa berarti ongkos tambahan untuk anak sekolah.

Jika ini yang disebut boros, maka barangkali kita perlu mengubah definisi kata itu dalam kamus kehidupan. Sebab orang-orang yang disebut boros tadi itu, adalah mereka yang setiap hari menakar, menghitung, dan menunda banyak keinginan. Boros apa, kalau membeli lauk pun hanya cukup digunakan untuk membeli tempe atau ikan asin.

Artinya, kalau memang boros adalah penyebab kemiskinan, mungkin mereka yang sanggup menghabiskan jutaan hanya untuk nongkrong di kafe sudah lama jatuh miskin. Tetapi kenyataannya, yang paling sering dituduh boros justru mereka yang setiap harinya menghitung uang receh agar bisa bertahan hingga akhir bulan.

Ciri #3: Tidak Punya Visi

Ilustrasi anak muda yang bahagia karena bisa wujudkan visinya. Foto: Shutterstock