Jakarta (ANTARA) - Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia per akhir Juli 2025 yang menurun menjadi 152 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Pada Juni 2025, cadev tercatat sebesar 152,6 miliar dolar AS.
“Sebagian disebabkan oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi BI (Bank Indonesia) di pasar valuta asing,” kata Taufan Dimas kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Kendati begitu, persepsi terhadap stabilitas makro ekonomi Indonesia secara umum masih cukup kuat, sehingga membantu menopang nilai tukar rupiah.
Komitmen BI untuk menjaga kestabilan kurs juga dianggap tetap stabil, yang tercermin dari langkah intervensi melalui pasar spot dan instrumen Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
Melihat sentimen dari global, pelemahan rupiah terjadi menyusul penguatan teknikal dolar AS secara terbatas setelah indeks indeks dolar terkoreksi hampir 0,7 persen dalam sepekan akibat ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga The Fed menyusul pelemahan data ketenagakerjaan dan jasa AS.
“Secara keseluruhan, rupiah bergerak di kisaran Rp16.280 hingga Rp16.330 per dolar AS hari ini, dengan arah yang tetap dipengaruhi oleh dinamika eksternal, terutama perkembangan ekspektasi kebijakan The Fed dan aliran dana global,” katanya.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta melemah sebesar 6 poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.293 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.287 per dolar AS.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp16.299 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.312 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah diperkirakan menguat seiring isu pemangkasan suku bunga Fed
Baca juga: Rupiah pada Jumat pagi melemah jadi Rp16.323 per dolar AS
Baca juga: Rupiah menguat seiring optimisme pasar atas penurunan suku bunga
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.