Di bulan Oktober 2023, saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu kota tua di Quebec City, Kanada – mengambil momen saat saya penempatan di negeri maple leaf tersebut. Didirikan pada tahun 1608 oleh penjelajah Prancis Samuel de Champlain, kota ini dikenal sebagai pusat budaya francophone di Amerika. Dengan jalanan berbatu, bangunan bergaya Eropa, dan benteng kuno yang mengelilinginya, Quebec City terasa seperti potongan kecil Eropa di tengah Kanada.

Keunikan landmark historis bergaya Eropa di kota ini yang menjadi daya tarik dan membawa saya untuk pergi melancong ke kota berbahasa Prancis di Kanada tersebut. Arsitektur bergaya Eropa di area Old Quebec ini memang memukau mata. Hampir di setiap sudut kota bisa ditemukan spot menarik yang bisa dijadikan sebagai latar untuk berfoto. Dan tentu saja akan sangat disayangkan untuk dilewatkan.

Penjelajahan dimulai dengan mengunjugi Chateau Frontenac – hotel bersejarah sekaligus icon yang paling populer di Old Quebec. Dibangun pada akhir abad ke-19 oleh Canadian Pacific Railway Company (perusahaan kereta api Kanada), bangunan bergaya kastil ini menjulang di atas Sungai St. Lawrence dan menjadi ikon kebanggaan Quebec City. Meskipun tampak seperti istana dari dongeng, Château Frontenac masih berfungsi sebagai hotel mewah yang menawarkan pemandangan kota tua dan sungai yang spektakuler.
Kemudian, saya menjelajahi salah satu lorong dengan berbagai toko di sisi kanan dan kiri. Saya lalu berhenti di dekat pintu berwarna merah, dimana saya melihat cukup banyak turis Asia yang mengantri ingin berfoto di depan pintu tersebut. Tampak tidak lazim. Apa spesialnya pintu ini? Saya heran dan tampak sama herannya dengan beberapa turis non-Asia atau warga Kanada sekalipun. Kemudian saya coba googling dan menemukan bahwa ternyata pintu merah tersebut menjadi salah satu icon di K-drama berjudul “Goblin”. Akhirnya saya paham mengapa banyak yang ingin berfoto di depan pintu tersebut.

Old Quebec merupakan satu-satunya kota di Amerika Utara yang masih memiliki tembok pertahanan utuh, dan telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO sejak 1985. Tidak hanya arsitektur bangunan tua gaya Eropa, Provinsi kampung halaman penyanyi tenar Celine Dion ini juga memiliki atraksi lainnya. Setiap tahun, Quebec Winter Carnival menjadi salah satu festival salju terbesar di dunia. Salah satu event unggulan saat musim dingin adalah Hotel-de-Glace (Hotel es) dan Christmas market.

Setiap musim dingin, Hotel-de-Glace dibangun dari balok-balok es dan salju, lengkap dengan kamar tidur, kapel, hingga bar yang semuanya terbuat dari es. Selanjutnya, kita juga bisa menikmati christmas market di Old Quebec yang sangat bagus dinikmati saat malam hari dengan tampilan lampu-lampu yang cantik. Sembari berjalan-berjalan menikmati pasar tersebut, telinga juga dimanjakan dengan alunan musik natal. Lebih enak lagi jika kita bisa menikmati cokelat panas sembari berkunjung ke kios-kios kayu yang menjual kerajinan lokal. Tidak kalah menarik dengan Christmas Market di Eropa.


Dengan pesonanya yang historis dan atmosfer romantis, Quebec City benar-benar menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi siapa pun yang mencintai seni budaya dan sejarah.