Ramallah (ANTARA) - Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) pada Kamis (16/10) menyatakan bahwa dari hasil pemeriksaan medis awal terhadap 120 jenazah yang baru-baru ini diserahkan Israel ke Gaza, terungkap bahwa sejumlah besar korban dieksekusi setelah ditahan.
Beberapa di antara para jenazah yang diserahkan itu kemungkinan yang di penjara di kamp-kamp militer Israel.
Menurut PPS, para dokter di Gaza yang memeriksa jenazah tersebut mengonfirmasi bahwa banyak dari mereka masih dalam keadaan tangan terikat, sedangkan yang lain menunjukkan luka bekas penutup mata yang biasanya digunakan tentara Israel selama penahanan. Terdapat pula tanda-tanda penyiksaan parah, luka bakar, mutilasi, dan pelindasan kendaraan lapis baja.
PPS mengatakan temuan-temuan ini memperkuat bukti soal praktik pencurian organ dari jenazah warga Palestina yang dibunuh Israel — praktik yang berulangkali dilaporkan tim medis. Pihaknya menegaskan bahwa aksi tersebut merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan hukum internasional.
PPS menambahkan bahwa selama dua tahun terakhir perang genosida Israel di Gaza, puluhan tahanan dipastikan tewas selama di dalam penjara dan sejumlah besar lainnya masih dinyatakan hilang secara paksa.
Beberapa di antara tahanan langsung dieksekusi di lapangan begitu ditangkap dan sebelum dipindahkan ke pusat-pusat penahanan.
PPS lebih lanjut mengatakan bahwa Israel terus menghalangi proses identifikasi korban karena banyak jenazah yang disimpan di kamar mayat selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum akhirnya dikembalikan ke Gaza.
Sumber: WAFA
Baca juga: Kepulangan tahanan Palestina disambut haru dan sukacita
Baca juga: PM Starmer sebut Inggris siap awasi pelucutan senjata Hamas
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.