Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, minta pada para pelaku industri batik tetap memperhatikan kelestarian lingkungan saat memproduksi usaha batik dengan menggunakan bahan-bahan baku yang ramah lingkungan.
"Selain itu, kami juga mendorong para pelaku industri batik terus berinovasi dan berkolaborasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk merambah pemasaran usahanya," kata Sekretaris Daerah Kota Pekalongan Nur Priyantomo di Pekalongan, Rabu.
Menurut dia, tantangan persaingan pemasaran batik kini terus bertambah seiring dengan munculnya produk kain printing yang dijual lebih murah dan beragam corak.
Namun, kata dia, sebagai masyarakat Kota Pekalongan tetap harus "menguri-uri" (melestarikan) budaya batik menjadi warisan budaya Indonesia dan sudah dipatenkan
Baca juga: Lakon Indonesia kembangkan kain Pekalongan jadi "streetwear"
Baca juga: Pemkot Pekalongan inisiasi pelestarian dan pengembangan sarung batik
"Kami sudah mengeluarkan surat edaran kepada semua pelaku usaha, sekolah, dan instansi dalam peringatan Hari Batik Nasional 2024 ini bisa mengenakan pakaian batik tulis atau cap dan bukan printing mulai 2 Oktober hingga 5 Oktober 2024 agar masyarakat lebih mengenal dan mencintai budaya batik sendiri," katanya.
Nur Priyantomo mengatakan pemkot sudah mematenkan sarung batik khas Pekalongan untuk mendapatkan indikasi geografis dari Kementerian Hukum dan HAM sejak 1 April 2023.
"Dengan sertifikat indikasi geografis tersebut, sarung batik secara resmi menjadi milik Kota Pekalongan. Jadi, kalau berbicara sarung batik ya dari Kota Pekalongan, kota atau negara lain tidak bisa mengklaim," katanya.
Ia mengatakan dalam peringatan Hari Batik Nasional ini akan turut membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat daerah dari sektor batik.
"Kami mengapresiasi perajin dan pelaku industri batik yang tetap eksis hingga saat ini di tengah perekonomian global yang tidak menentu. Terbukti pada 2023 angka pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 5,44 persen atau naik dibanding pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 4,98 persen," katanya.
Baca juga: Pejabat: Sarung batik Pekalongan tembus pasar global
Baca juga: Motif sarung batik Pakem Kaumanan menambah khazanah batik Pekalongan
Baca juga: Untuk pelestarian, ASN Pekalongan diinstruksikan pakai sarung batik
Pewarta: Kutnadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024