Munir, Utrecht, dan Kemampuan Bahasa Inggrisnya

16 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

USMAN Hamid tak bisa melupakan momen-momen lucu saat Munir Said Thalib memburu beasiswa ke Utrecht University, Belanda. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia itu bercerita, awalnya Munir sempat gagal mendapatkan beasiswa ke kampus tersebut.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

"Utrecht tidak menerima permohonan beasiswa Cak Munir karena kampuan bahasa Inggrisnya masih kurang," kata Usman saat ditemui di kantornya di bilangan Jakarta Pusat pada Ahad, 24 Agustus 2025.

Usman mengaku juga mengajukan permohonan beasiswa ke Utrecht bersama Munir. Namun, Usman membatalkan permohonan tersebut karena permintaan Munir. Padahal, kata Usman, ia telah diterima di kampus tersebut. “Munir bilang: ‘Yah Man, jangan dulu lah, aku dulu lah, kau masih muda, masih lama',” kata Usman mengingat koleganya sambil tersenyum. 

Setelah permohonan beasiswa Munir ditolak, kata Usman, banyak kolega Munir di Indonesia dan luar negeri membantu pria asal Malang, Jawa Timur itu agar bisa tetap kuliah di Utrecth. Akhirnya atas dorongan banyak kolega Munir, Interchurch Organisation for Development Cooperation (ICCO) bersedia memberikan Munir beasiswa masternya ke Utrecht.

Setelah mendapatkan beasiswa dari organisasi tersebut, Munir pun gencar mengikuti kursus Bahasa Inggris. Namun, Munir menjadi sering bolos kelas Bahasa Inggris karena menghadiri berbagai konferensi pers mengenai putusan pelanggaran HAM kasus Tanjung Priok dan Timor Timur. 

Kemampuan Bahasa Inggris Munir yang minim, kata Usman, juga terlihat saat dia mengisi seminar di Brussel, Belgia, pada 2002. Saat mengisi seminar, panitia melihat paparan Munir menggunakan Bahasa Inggris patah-patah. Sehingga, panitia meminta Munir menggunakan Bahasa Jawa dalam seminar tersebut, kemudian disediakan penerjemahnya ke dalam Bahasa Inggris. 

"Aku pernah di seminar, kata orang di sana, udahlah Mas Munir bahasa Inggrisnya patah-patah, pakai bahasa Suroboyoan saja,” kata Usman mengingat cerita Munir. “Dia ngomong di seminar pakai bahasa Suroboyoan jadinya."

Meski dengan keterbatasan Bahasa Inggris, kata Usman, Munir tetap bertekad melanjutkan beasiswa. Menurut Munir, di Belanda banyak orang Jawa yang bisa membantunya dalam berkomunikasi. 

Adapun karya tulis ilmiah yang ditulis Munir sebagai syarat beasiswa mengenai bagaimana rezim melakukan taktik penghilangan paksa sebagai teror kepada oposisi. Namun, Munir belum sempat kuliah di kampus yang diidamkannya. 

Munir dibunuh di langit Romania saat pesawat Garuda bernomor 974 membawanya untuk studi ke Utrecht pada 7 September 2004. “ICCO  yang memberikan beasiswa dia, akhirnya memberikan beasiswa itu ke keluarga Munir,“ ujar Usman.

Poenky Indarti, yang juga kolega Munir, sempat mengurus administrasi beasiswa dan berkas-berkas visa Munir. Poengky bercerita, Munir memintanya untuk mencarikan beasiswa ke Belanda. Ia mengatakan saat itu sebetulnya ada pilihan beasiswa ke Amerika Serikat.

Namun ia lupa mengapa Munir akhirnya memilih ke Belanda. Saat itu ada beberapa penyedia beasiswa ke Belanda, seperti Nuffic dan ICCO. Nuffic mewajibkan pelamar beasiswa dengan TOEFL sehingga Munir memilih ICCO. 

“Mereka (ICCO) mau ngasih duit. Terserah Munir mau sekolah di mana. Ternyata pilihannya Utrecht. Aku sendiri lupa kenapa pilih Utrecht,” kata Poengky kepada Tempo di Jakarta pada Selasa, 26 Agustus 2025.

Poengky bercerita, saat itu diminta tolong Munir karena visa pelajarnya belum selesai menjelang tenggat waktu pendaftaran. Bahkan, Munir sempat memberikan email dan kata kuncinya yang digunakan untuk beasiswa kepada Poengky. 

“Karena profesornya memperbolehkan terlambat masuk asalkan jangan sampai tanggal sekian. Ternyata Kedutaan Belanda memberi tahu visanya sudah jadi. Berarti awal
September dia bisa pergi,” ujar Poengky. 

Poengky menceritakan sempat ikut mengantar ke bandara. Bahkan, ia sempat memotret Munir sebelum pergi. Saat itu Munir sempat meminta Poengky sekolah ekonomi untuk nanti membuka lawfirm bisnis. Ia bercanda hanya ingin menerima klien dengan uang Rp 1 miliar.

“Jadi setelah dia meninggal, aku mikir Tuhan masa iya sih aku enggak boleh jadi orang kaya,” kata Poengky tersenyum mengingat perkataan Munir. “Kenapa Munir kamu ambil, padahal kami punya cita-cita bikin lawfirm.”

Read Entire Article