Metode berpidato yang dengan menghapalkan naskah teks pidato terlebih dahulu disebut memoriter. Metode memoriter membuka peluang bagi pembicara berpidato tanpa teks. Hal ini memberi kesan bahwa pembicara benar-benar menguasai materi.
Hal ini juga menjadi kesempatan bagi pembicara lebih leluasa dalam menjaga kontak mata dengan audiens. Mereka bisa lebih berfokus pada ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang disampaikan.
Secara umum, ada empat metode pidato utama yang sering digunakan dalam menyampaikan pidato atau berbicara di depan umum. Masing-masing metode memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan tersendiri, tergantung pada situasi dan kebutuhan pembicara.
Salah satunya adalah metode menghafalkan naskah pidato. Metode berpidato yang dengan menghapalkan naskah teks pidato terlebih dahulu disebut memoriter.
Berdasarkan buku Impromptu Speaking, Vera Gough, (2016), pada metode ini, pembicara menyiapkan naskah pidato dengan baik, kemudian menghapalnya secara keseluruhan. Nantinya ketika berbicara di depan umum, ia dapat menyampaikan pidato tanpa perlu melihat teks.
Beberapa karakteristik yang khas dari teknik atau metode memoriter adalah sebagai berikut.
Sayangnya, penerapan metode ini juga memiliki kekurangan atau kelemahan. Salah satu risiko terbesar adalah pembicara bisa lupa sebagian teks yang dihafal, sehingga pidato bisa terhenti atau terganggu.
Kemudian umumnya, pidato cenderung kaku karena teks yang sudah dihafal sebelumnya. Jika ada perubahan mendadak atau perlu menyesuaikan dengan situasi audiens, pembicara bisa kesulitan untuk menyesuaikan pidatonya.
Proses menghafal teks juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Ini bisa menjadi tantangan bagi pembicara yang tidak terbiasa menghafal.
Metode berpidato yang dengan menghapalkan naskah teks pidato terlebih dahulu disebut memoriter. Metode ini cocok digunakan untuk pidato formal atau acara yang memerlukan keakuratan dalam penyampaian, seperti pidato resmi, sambutan, atau presentasi penting. (DNR)