Liputan6.com, Jakarta - Era adopsi kecerdasan buatan (AI) dan hybrid cloud membuka lembaran baru dalam dunia bisnis, namun juga menghadirkan tantangan keamanan yang kompleks.
Banyak organisasi atau perusahaan kini berhadapan dengan celah keamanan tak terlihat, terutama ketika data sensitif berpindah melalui lalu lintas terenkripsi dan alat AI yang tidak terotorisasi.
Metode keamanan tradisional yang mengandalkan deteksi ancaman di batas jaringan (perimeter) kini kesulitan untuk mengatasi kompleksitas ini.
Data sensitif dapat bocor tanpa terdeteksi, bersembunyi dalam lalu lintas yang terenkripsi, atau disalahgunakan oleh Shadow AI—penggunaan AI tidak resmi di dalam perusahaan.
Menyadari dilema ini, perusahaan keamanan F5, menghadirkan solusi yang dirancang khusus untuk mengatasi celah keamanan di lingkungan AI dan hybrid cloud.
"Ketegangan utama di setiap ruang rapat saat ini adalah antara dorongan untuk mengadopsi AI dan mandat untuk melindungi data perusahaan," kata Chief Innovation Officer F5, Kunal Anand, dalam keterangannya, Kamis (7/8/2025).
Ia menambahkan, dalam kondisi seperti itu, organisasi tidak bisa memilih salah satu dari kedua aspek tersebut.
F5 menjawab tantangan ini dengan menyediakan serangkaian solusi yang memungkinkan perusahaan dari berbagai skala untuk mencapai hasil keamanan dan kepatuhan utama, seperti:
- Mendeteksi dan menghentikan kebocoran data secara real-time dalam lalu lintas terenkripsi dan berbasis AI
- Mencegah risiko dari Shadow AI dan paparan data sensitif
- Menerapkan kebijakan keamanan yang konsisten di seluruh aplikasi, API, dan layanan AI.