Setelah sukses melakukan uji coba bus listrik fase pertama pada Mei hingga Juni, PT Sumber Alam Ekspres (Sumber Alam) berencana melanjutkan uji coba bus listrik fase kedua dengan rute yang sama yakni Bekasi-Yogyakarta.
Namun, sebelum resmi memulai uji coba bus listrik pada 16 Agustus, kumparan berkesempatan menjajal bus listrik untuk trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan rute terjauh saat ini.
Tidak seperti test drive kendaraan penumpang dengan menyetir langsung, melainkan sebagai penumpang.
Pengetesan ini merupakan kolaborasi antara Sumber Alam bersama PT Kalista Nusa Armada (Kalista) yang menyediakan bus listrik Higer jenama China, lengkap dengan ekosistem penunjang yakni stasiun pengisian daya khusus bus di sepanjang rute perjalanan bus Sumber Alam.
Kami bersama rombongan media lain berangkat dari pool Sumber Alam di Pondok Ungu Bekasi pada pukul 10.00 WIB. Saat berangkat, indikator baterai di angka 95 persen.

Bus langsung masuk lewat Tol Bekasi Barat. Dengan kondisi normal bus dipacu dengan kecepatan 70 hingga 80 km/jam. Sementara kecepatan maksimalnya dibatasi di angka 90 km/jam.
Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam, bus keluar di Tol Cikedung menuju pemberhentian pertama di rest area Cikamurang sekitar jam 12.15 WIB.
Di lokasi ini indikator baterai di angka 60 persen. Sambil mengisi daya bus penumpang bisa istirahat, salat, dan makan siang.

Satu setengah jam berlalu, kami melanjutkan perjalanan dengan kondisi baterai di angka 92 persen. Bus kembali masuk ke Tol Trans Jawa dan keluar di exit Tol Pejagan dengan melanjutkan perjalanan lewat rute Purwokerto-Yogyakarta.
Sebenarnya perjalanan bisa dilanjutkan lewat rute Tol Trans Jawa yang lebih cepat. Namun Sumber Alam dan Kalista sepakat tetap menggunakan jalur ini sesuai dengan rute bus konvensional.
Usai menempuh empat jam perjalanan, kami tiba di pemberhentian kedua di rest area Aji Barang milik Sumber Alam. Di lokasi ini pun sudah terpasang pengisian daya yang sama dari Invi yang merupakan mitra dari Kalista dengan kapasitas 200 kWh.
Indikator baterai menunjukkan sisa 37 persen. Guna efisiensi waktu bus langsung dicolok dengan dua gun charger sekaligus. Hasilnya setelah 55 menit baterai terisi hingga 85 persen.
Perjalanan pun berlanjut, bus listrik Higer tipe coach ini memiliki dimensi sepanjang 12 meter. Sementara kapasitas penumpangnya 40 + 1 pengemudi.
Baterainya pakai CATL dengan kapasitas mencapai 303 kWh. Sementara tenaga yang dihasilkan mencapai 245 kW dengan torsi 3139 Nm.

Kapasitas baterai tersebut diklaim mampu menempuh jarak hingga mencapai 500 kilometer, cukup untuk perjalanan sekitar 12 jam.
Dari sisi keselamatan, bus ini dibekali sederet fitur seperti sensor pintu darurat, APAR, tombol darurat, palu pemecah kaca, emergency exit, CCTV, kamera 360 derajat, hingga sabuk pengaman untuk setiap kursi.
Nah lanjut ke perjalanan, setelah tiga jam tepatnya pukul 22.12 WIB kami tiba di pool Sumber Alam di Kutoarjo untuk beristirahat dan ke toilet.
Tak lama berselang bus kembali berangkat dan tiba di tujuan utama Yogyakarta pukul 00.10. Indikator baterainya tersisa sebanyak 42 persen.
Jadi total perjalanan sejauh 514 kilometer ini ditempuh selama 14 jam dengan pengisian daya sebanyak 2 kali dengan tiap pengisiannya sekitar 40 menit sampai 55 menit.
Kesimpulannya, mudik dengan bus listrik tidak ada perbedaan signifikan dengan bus konvensional. Perbedaannya ada pada kenyamanan AC yang lebih dingin, selain itu, karena bus yang digunakan memiliki sistem air suspension sehingga di dalam kabin terasa lebih nyaman.

Karena bus listrik, tidak ada lagi suara raungan mesin. Kabin pun lebih kedap dari suara bising.
Menyoal pengisian daya, tidak jadi hambatan lantaran waktu sekitar 40 menit setiap pengisian dayanya berbarengan dengan istirahat dan jeda makan di rest area.