Jakarta, CNBC Indonesia - Trem bersejarah dan menjadi legenda di Lisbon, ibu kota Portugal, kecelakaan pada Rabu waktu setempat (3/9/2025). Kecelakaan kereta ringan berkelir putih kuning dan berjalur khusus di perkotaan itu memakan korban 16 orang.
Saat kecelakaan terjadi, gerbong keluar jalur di tikungan dan menabrak sebuah bangunan hanya beberapa meter dari gerbong kembarannya di dasar lereng curam setinggi 265 meter, meninggalkan reruntuhan bangunan yang hancur dengan mayat-mayat terperangkap di dalamnya. Kabel traksi yang menghubungkan keduanya putus.
Berdasarkan laporan Reuters, kecelakaan trem ini mengungkap kelemahan dalam citra "pesona kota tua" ibu kota Portugal tersebut, yang dipenuhi wisatawan karena infrastrukturnya kuno namun usang.
Jorge Silva, wakil presiden asosiasi ahli teknis perlindungan sipil Portugal, mengatakan kendaraan yang terbuat dari bahan yang lebih modern, seperti serat karbon, daripada logam dan kayu, desain yang sama yang digunakan sejak 1914 ketika jalur kereta api dialiri listrik, sebetulnya akan membuat kecelakaan tidak terlalu keras dan mematikan.
"Potongan-potongan itu cukup kaku untuk menahan osilasi dan fungsi normal, tetapi tidak dirancang untuk menahan benturan jika terjadi anjlok, menjadi bengkok, dan membuat penumpang lebih rentan," ujarnya dilansir Reuters, Jumat (5/9/2025).
Trem Lisbon yang berjalan naik turun bukit-bukit curamnya juga berasal dari pertengahan abad ke-20 dan memiliki struktur yang serupa.
"Investasi harus dilakukan untuk merenovasi gerbong, menggunakan material yang lebih modern, meskipun bentuk historisnya tetap dipertahankan," ujarnya.
Silva mengatakan penyelidikan akan menunjukkan sejauh mana sistem kabel pendulum memainkan peran dalam kecelakaan itu.
Teknologi yang telah teruji waktu ini harus mampu mengatasi peningkatan tiga kali lipat jumlah penumpang pada jalur trem atau kereta kabel "Gloria" itu dalam dekade terakhir menjadi lebih dari 3 juta orang setiap tahunnya, seiring dengan maraknya pariwisata.
Dua gerbong trem yang saling bergandengan masing-masing mampu mengangkut sekitar 40 orang, bergantian mendaki lereng dan turun saat motor listrik menarik kabel yang menghubungkan keduanya.
Manuel Leal, pemimpin serikat pekerja Fectrans, mengatakan kepada TV lokal bahwa para pekerja mengeluhkan masalah pada tegangan kabel yang menyebabkan pengereman menjadi sulit, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah itu penyebab kecelakaan.
Perusahaan transportasi kota Carris mengatakan semua protokol pemeliharaan telah dijalankan. Silva mengatakan pemeliharaan dan inspeksi yang lebih ketat dan sering kemungkinan diperlukan untuk mencegah kecelakaan di masa mendatang dengan penggunaan yang lebih berat saat ini.
Sayangnya, upaya modernisasi di kota yang rawan gempa tersebut juga membuat para insinyur dan arsitek khawatir, karena takut terulangnya Gempa Besar Lisbon pada 1755.
Banyak rumah di pusat kota Lisbon yang dibangun tidak lama setelah era 1755 dengan struktur internal saling terhubung dan pilar-pilar yang menjadi pionir untuk menahan gempa, belakangan ini telah diadaptasi sedemikian rupa sehingga dapat membahayakan struktur anti-seismik aslinya, beberapa pakar teknik mengatakan kepada Reuters.
Sementara rumah-rumah baru yang dibangun setelah era 1958 secara hukum harus memiliki struktur tahan gempa, tidak ada penguatan anti-gempa yang diperlukan untuk bangunan lama yang sedang direnovasi.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Tombol Panik Tiba-Tiba Dipasang di Stasiun Kereta Api, Apa Fungsinya?