WAKIL Menteri Kesehatan Benjamin Paulus mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker guna mengantisipasi penularan influenza like illness (ILI) atau penyakit mirip influenza. Kasus penyakit dengan gejala influenza meluas di berbagai daerah dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut Benny, panggilan akrab Benjamin, lonjakan kasus influenza ini merupakan bagian dari pola peralihan musim kemarau ke musim hujan. "Di pergantian musim kayak sekarang September ke Oktober pasti banyak orang flu nih," ujar dia di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, pada Jumat, 17 Oktober 2025.
Dokter spesialis paru itu menuturkan, kasus influenza akan mulai mereda pada Desember mendatang. Kemudian saat peralihan musim pada bulan Maret ke April 2025, kemungkinan kasus influenza akan melonjak kembali.
Benny manyampaikan bahwa di saat pergantian musim seperti ini sepatutnya masyarakat membentengi diri dengan mengenakan masker. "Itu satu-satunya pengaman kita pakai masker," ujar dia.
Ia juga mengingatkan bahwa orang dengan daya tahan tubuh yang lemah lebih rentan terkena penularan influenza. Sehingga salah satu cara menjaga daya imun adalah dengan mengenakan masker agar tidak terserang flu.
"Jadi flu juga menyangkut daya tubuh. Maka sebaiknya kita pakai masker di musim flu," tutur dia. Benny juga mengimbau agar masyarakat yang sudah merasakan gejala flu untuk menghindari kontak dengan orang lain. Hal itu supaya mencegah penularan influenza makin meluas.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman mengatakan lonjakan ini merupakan bagian dari pola musiman yang juga dialami sejumlah negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
“Data juga menunjukkan peningkatan kejadian di Malaysia, Singapura, dan Thailand yang didominasi virus influenza tipe A,” kata Aji melalui pesan WhatsApp pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Influenza tipe A dan B memiliki gejala yang mirip. Namun, influenza tipe A lebih cepat bermutasi dan lebih cepat menular.
Menurut Kemenkes, Indonesia sebagai negara tropis memang mengalami sirkulasi virus influenza sepanjang tahun. Namun, aktivitas virus meningkat pada waktu tertentu, seperti saat peralihan ke musim hujan dan ketika kualitas udara menurun di sejumlah kota besar.
“Saat musim hujan, suhu udara yang lebih rendah dan kelembapan tinggi membuat virus lebih mudah bertahan, bereplikasi, dan menyebar luas,” kata Aji.