
Presidium Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JPKI), Muhammad Yamin HR menyampaikan, upaya pelestarian yang diinisiasi oleh seluruh anggota JPKI, bukan hanya sekadar menjaga bangunan dan situs bersejarah, tetapi juga merupakan ikhtiar luhur dalam mempertahankan jati diri bangsa.
Pria yang juga menjabat sebagai Wali Kota Banjarmasin ini menambahkan, JKPI tengah mengupayakan songket sebagai warisan budaya dunia. JKPI juga berupaya menumbuhkan rasa bangga, dan mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi mendatang.
“JPKI harus terus berkobar, menjadikan kota-kota pusaka di Indonesia sebagai sumber inspirasi dan kekuatan dalam menghadapi tantangan zaman,” imbuhnya di Rakernas JKPI di Yogyakarta, Rabu (6/8).
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menegaskan pentingnya berbagi kesadaran bahwa menjaga pusaka adalah proses lintas generasi.
Sri Sultan mempertanyakan, apakah strategi pelestarian selama ini sudah cukup melibatkan suara warga yang hidup di dalam kawasan pusaka itu sendiri? Atau apakah regulasi dan kebijakan yang kita dorong, sudah memberi ruang untuk inovasi sembari tetap berpijak pada nilai?
DIY telah mengalami bagaimana pusaka menghadapi tekanan ruang, desakan ekonomi, dan ekspektasi masyarakat yang terus berubah. Di tengah itu semua, DIY belajar untuk menjaga pusaka tidak hanya sebagai objek, tetapi sebagai proses sosial yang hidup, serta yang harus terus dirawat lewat dialog, partisipasi, dan keberanian untuk membaca ulang konteks.
“Kuncinya adalah bagaimana agar nilai-nilai dasar harus tetap menjadi jangkar. Tapi cara menjaganya perlu terus berkembang agar lebih inklusif, lebih responsif, dan lebih berakar pada kesadaran kolektif masyarakat kota itu sendiri," terang dia
Sri Sultan melanjutkan, sejatinya, yang ingin dirawat bukan hanya objek, tetapi jati diri yang terus hidup di dalamnya.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan, penyelenggaraan JKPI 2025 dari 5-9 Agustus 2025, menjadi ajang bagi Kota Yogyakarta menunjukkan seluruh potensi, keragaman, dan ciri khas warisan budaya yang ada di Yogyakarta.
“Rakernas ini juga menjadi perhelatan budaya berskala nasional yang diharapkan menggugah semangat pelestarian nilai-nilai pusaka dengan manfaat yang luas,” tutup dia. (H-1)