Pasukan militer Israel menggempur pinggiran Gaza sejak Sabtu (23/8). Tank dan pesawat tempur dikerahkan untuk menghantam rumah serta sejumlah bangunan di wilayah utara dan timur Gaza.
Mengutip Reuters pada Minggu (24/8), saksi mata menyebut suara ledakan terdengar tanpa henti sepanjang malam di kawasan Zeitoun dan Shejaia. Sementara itu, tank menembaki rumah dan jalan di lingkungan Sabra yang berdekatan, serta beberapa bangunan diledakkan di kota utara Jabalia.
Militer Israel menyatakan serangan tersebut bertujuan membongkar terowongan militan dan memperkuat kendali mereka di wilayah tersebut.
Israel sudah berencana merebut kendali penuh atas Gaza, meski sebagian besar kota telah hancur dan warganya menghadapi kelaparan. Rencana ini menuai kecaman, termasuk dari warga Israel sendiri.
Mengutip Al Jazeera, kerabat dan pendukung para sandera di Gaza menggelar demonstrasi di luar rumah sejumlah menteri Israel untuk menuntut gencatan senjata. Forum Sandera dan Keluarga Hilang menyebut aksi itu dilakukan di kediaman Menteri Pertahanan Israel Katz, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, Menteri Luar Negeri Gideon Saar, serta menteri lain seperti Eli Cohen, Miri Regev, dan Avi Dichter.
“Saya datang untuk mengingatkan Anda pada hari ke-688 bahwa seorang tentara [Israel] yang dikirim untuk membela negara dengan tank yang rusak masih berada di terowongan-terowongan Gaza,” teriak Yehuda Cohen, ayah salah satu sandera, melalui megafon, dikutip Al Jazeera.
“Jika Anda benar-benar merasa sebagai menteri pertahanan, bersikaplah seperti menteri pertahanan, bukan menteri perang,” tambahnya.
Israel mengklaim lebih dari 1.100 orang tewas dan sekitar 250 orang ditawan dalam serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Dari jumlah itu, sedikitnya 50 orang sandera masih berada di Gaza, sementara 20 di antaranya dilaporkan masih hidup.