London (ANTARA) - Pemerintah Inggris, Kamis (21/8) memanggil Duta Besar Israel Tzipi Hotovely untuk menyampaikan protes terkait persetujuan rencana permukiman kontroversial E1 di Tepi Barat yang diduduki.
Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan pemanggilan itu dilakukan setelah Komite Perencanaan Tinggi Israel menyetujui rencana pembangunan permukiman di kawasan E1, sebelah timur Yerusalem.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa bersama 21 mitra internasional, Inggris dengan tegas, mengecam keputusan tersebut.
“Jika dijalankan, rencana pembangunan permukiman ini akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional serta memecah wilayah negara Palestina di masa depan menjadi dua bagian, yang pada akhirnya merusak solusi dua negara,” demikian pernyataan itu.
Kepala keuangan otoritas Israel Bezalel Smotrich sebelumnya telah menyetujui pembangunan 3.401 unit permukiman di Ma’ale Adumim, timur Yerusalem, serta 3.515 unit tambahan di kawasan sekitarnya.
Proyek ini bertujuan membelah Tepi Barat menjadi dua bagian, memutus hubungan antara kota-kota di utara dan selatan, serta mengisolasi Yerusalem Timur.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PBB: Permukiman baru di Tepi Barat ancam kehidupan warga Palestina
Baca juga: Negara-negara Islam kecam langkah Israel aneksasi Tepi Barat
Penerjemah: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.