KETUA Pelaksana peringatan HUT ke-61 Partai Golkar, Muhidin Mohamad Said, mengatakan partainya bakal merayakan kegiatan HUT ke-61 Golkar dengan nuansa yang lebih sederhana, alias tidak seperti perayaan pada tahun-tahun sebelumnya.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dia mengklaim, perayaan sederhana ini dilakukan sebagaimana tuntutan rakyat, dan ditujukan untuk kian menguatkan solidaritas dan rasa gotong royong di antara seluruh kader-kader Golkar di seluruh Indonesia.
"Puncak daripada HUT ke-61 itu adalah melakukan doa bersama dan tasyakuran," kata Muhidin di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
Dia melanjutkan, dalam menyambut acara puncak mendatang, kader-kader Golkar di seluruh wilayah Indonesia, mulai hari ini telah menggelar kegiatan bakti sosial seperti donor darah dan pasar sembako murah.
Muhidin berharap Partai Golkar tetap dapat menjaga eksistensi dan kepercayaan, serta tetap mendapat tempat istimewa di hati masyarakat. "Suara rakyat adalah suara Golkar. Sehingga, apa yang menjadi tuntutan rakyat, itu yang kami sesuaikan," ujar Wakil Ketua Badan Anggaran DPR itu.
Adapun sebelum menjadi partai, Golkar merupakan representasi golongan yang dinamai Sekretariat Bersama Golongan Karya. Di penghujung rezim Orde Lama, tepatnya pada 20 Oktober 1964, Soeharto dan Suhardiman mendirikan Golkar sebagai partai.
Pendirian tersebut dilakukan sebagai tanggapan terhadap Peraturan Presiden Nomor 193 Tahun 1964 yang mengintruksikan seluruh organisasi di dalam Front Nasional untuk bergabung dengan partai politik atau membentuk organisasi sendiri.
Faktor lain yang turut mendorong transformasi Golkar menjadi partai politik, ialah peran TNI Angkatan Darat, salah satunya Jenderal Besar Abdul Haris Nasution. Saat itu, militer memiliki tujuan mengubah Golkar menjadi partai untuk menandingi eksistensi Partai Komunis Indonesia.
Dalam perjalannya, Golkar menjadi kendaraan politik Soeharto untuk mencapai kekuasaan. Setelah Soeharto lengser, eksistensi partai ini masih terbilang kuat untuk bersaing dengan partai politik lainnya.
Pada Pemilu 2024, Golkar memperoleh 23,27 juta atau 15,29 persen suara nasional yang menempatkan partai beringin di urutah kedua, di bawah PDIP. Perolehan suara Golkar naik 6,05 juta dibandingkan dengan perolehan suara di Pemilu 2019, sebesar 17,22 juta suara.